Setelah mungkin bvelasan kali bersetubuh dengan Hendra, aku jadi
ketagihan mencari anak tetangga yang lain. Bahkan anak-anak yang suka
mangkal di taman, di mall dan gerombolan anak-anak remaja lainnya.
Mulanya aku merasa lucu, apa sih enaknya bersetubuh dan berpacaran serta
bercinta dengan anak remaja? Ternyata punya keasyikan tersendiri.
Selain kita merasa dirinya tetap awet, juga kita merasa segar, bercerita
dengan mereka, seakan kita kembali remaja. Hal ini mungkin
memperngaruhi psikologi kita. Apalagi, kalau dapat anak ABG yang baru
pertama kali bersenggama bahkan pertama kali berciuman. Asyik lho. Gak
percaya, boleh coba.
Kubawa mobilku memasuki halaman mall dikotaku. Aku berjalan dengan
mataku yang jelalatan. Aku melihat seorang anak muda, masih memakai
seragam biru-putih. Artinya masih SMP. Modalnya ringan. Pertama-tama,
royallah memuji dirinya dan angkat dia setingi langit. Kemudian
ajakmakan dan minum, lalui berikan perhatian. Gampang kan?
Anak itu kuketaui bernama Williem. Putih lebih tinggi dari
teman-temannya, karena dia suka basket. Kulitnya bersih dan mudah
tersenyum. Dia bersama dengan seorang temannya. Aku tau mereka bolos
sekolah.
Aku dudukdi sebuahsudut cafe yang ada dan kuperhatikan anak itu. Saat
mereka lintas takjauh dariku aku melambai mereka. Keduanya mendekat.
"Kenapa gak sekolah sayang..." rayuku.
"Dari pada keluyuran takmenentu, ayo sini duduk dekat tante. Mau minum
apa?" rayuku. Aku memberanikan diri. Karena pertama kali aku operasi di
mall dan plaza-plaza, seperti kebanyakan teman-temanku. Tapi aku tak mau
ikut mereka. Aku lebih suka operasi sendirian aja.
Mereka pun dududk malu-malu di depanku. Kuminta jus wortel duagelas
lagi. Pelayanpun mengangguk dan tak lama minuman pesananku itu tiba.
Kuputar otakku dengan cepat. Kuminta teman William membelikan aku rokok
dan menyerahkan uang. Teman Williem segera angkat kakki mencarirokok
yang aku pesan. Kumanfaatkan keadaan secepatnya.
"Kamu kelihatan dewasa sekali sayang..." kataku setelah mengetahui namanya Williem. Dia tersenyum.
" Sebagai laki-laki dewasa dan laki-laki yang dewasa, pasti bisa jaga
rahasia,"kataku. Dia menatap wajahku atas pujianku. Akutau, kalau
diamulai senang atas pujianku.
"Berapa nomor HP-mu?" rayuku. Dia mengeluarkan HPnya dan menyebut
nomernya. Aku mencatat nomornya dan aku berjanji akan menggantio HP nya
dengan yang lebih bagus lagi nanti. Kumiscall ke HP nya dan ternyata
bebar.
"Itu no HP tante," kataku dan memesankan padanya, kalau rahasia harus
dijaga sebagai laki-laki yang jantan dan menjelang dewasa. Aku bilang,
kalau sebenarnya laki-laki adalah kehebatannya menjagarahasia pribadi.
Dia tersenyum. Kutrekan tuts HP ku dan mengirimkannya SMS. Sebagai
laki-laki, aku yakin, kamu pasti punyacara untuk meninggalkan temanmu
dan kita boleh pergi jalan berdua. Kulihat dia membaca SMS ku saat
temannya mulai mendekati tempat kami. Dia tersenyum membaca SMS dan
langsung dibalasnya.
"Gampang." singakt sekali balasannya. Aku tersenyum.
"OK. Kalau begitu segerabuktikan. AKu mau tahu, apakah kamu memang
seorang laki-laki yang sudah dewasa atau menuju dewasa." Kukirimkan lagi
SMS itu. Williem membacanya. Aku melihat dahinya berkerut. Anak yang
suka bolos, pasti panjang akalnya, batinku.
"Aku sakit perut ni. Rasanya mules sekali. Tante mau gak antar aku
kerumah. Biar mama yang antar aku kerumah sakit?" Williem mengatakan
pdaku seakan dia serius sakit perut. Kulihat temannya seperti bingung.
"Ya udah... tante antar kerumahmu atau ke rumah sakit sekalian," kataku.
"Kamu jangan cerita dan datang ke rumahku ya. Nanti kalau udah aman aku
SMS kamu. Nanti ketahuan ama mama, kalau kita cabut," katanya pada
temannya. Temannya mengangguk. KJuserahkan uang Rp. 50.000 pada temannya
agar dia boleh bersenang-senang menikmati cabut sekolahnya. Kelihatan
temannya itu senang. Aku sengaja membimbing Williem bangkit dari tempat
dudukmnya. Aku melihat Willem begitu bagus beracting. Dalam hati aku
tersenyum. Kami menuruni escalator ke tempat parkir. Setelah di dalam
mobil kembali aku memujinya.
"Kamu benar-benar hebat sayang. Tante percaya, kalau kamu adalah
laki-laki dewasa yang sempurna," kataku sembari mengecup pipinya.
Kulihat Williem bangga atas pujianku. Kujalankan mobill menuruni jalan
tempat parkir yang berputar-putar di mall itu.
"Menurutmu kita kemana? Ke puncak cariudara segar atau kemana?" tanyaku, tapi aku sengaja menekankan kata puncak.
"Baiknya memang ke puncak, asal pukul 14.00 aku sudah bisa sampai di
rumah," katanya menyarankan. Wah... anak ini memang petualang juga
pikirku. Katanya dia kelas 3 SMP dan aberusia 15 tahun.
Kutekan gas mobil memasuki tol dan dalam waktu satu jam kami sudah
sampai di sebuah villa kecil yang murah. Befgitu mobil memasuki garasi,
kutuntun dia naik ke lantai atas. Kuajak dia duduk di teras belakang
menikmati suasana alam.
"Kamu memang seorang yang sangat romantis, suka pada alam," pujiku. Lalu
dia pun bercerita bagaimana alam itu penting bagi manusia. Saat dia
bercerita tak ubahnya seperti seorang profesor berceramah, aku terus
memujinya sebagai anak pintar. Dia bangga.
Begitu pelayan turun dan menyerahkan uang makanan kami sekaligus uang
kamar agar nanti perginya tak perlu melapor lagi, langsung kupeluk
Williem dan menecup pipinya. Aku sengaja merapatkan buah dadaku ke
tubuhnya dan mengelus punggungnya. KUtarik tangannya agar naik ke
pangkuanku.
Yahhh... namanya pemula yang berpura-pura jadi anak dewasa, aku
merasakan kecanggungannya. Akhirnya dia mau juga berada dipangkuanku.
Kedua kakinya mengangkangi kedua kakiku dan aku memeluknya, hingga dada
kamu merapat. Aku senagaja secara halus menggeliat, agar ada aliras dari
buah dadaku kedadanya. Aku terus mengelus punggungnya sembari
memujinya.
"Kamu pasti punyapacar dan pasti cantik. Siapa sih perempuan berpacaran
denganmu yang ganteng begini?" biskku memuji. Williem diam saja tapi aku
tau dia mendengar pujianku.
"Pasti kamu juga sudah mahir berciuman. Orang yag memiliki pacar yang
banyak, tak mungkin tak pintar berciuman," kataku pula. Lagi-lagi
Williem diam. Kuarahkan bibirku ke bibirnya dan aku mengecup bibirnya.
Langsung kuisap-isap bibirnya dengan lembut. Lama kelamaan, mungkin
naluri, Williem membalas isapan bibirku di bibirnya. saat dia mulai
merasakan nikmatnya berkecupan, aku menarik bibirku.
"Kan benar. Apa yang tante duga benar. Kamu ternyata laki-laki yang
hebat berciuman," pujiku lagi. Aku tau dia mulai kecewa, karena aku
mengeluarkan vbibirnya dari kulumanku. Kemudian aku kembali lagi
mengecunya dan mulai perlahan menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya.
Kukorek lidahnya dengan lidahku, lalu aku mulai mengisap-isap lidahnya
dan bergantian aku mejulurkan lidahku. Williem mulai mengisap lidahku.
Aku berpura-pura mendesah menikmatinya. Williem pun semakin bersemangat
mempermainkan lidahku. Kuarahkan tangannya ke tetekku setelah aku
melepas kancing bajuku.
"Kamu pandaikan mengisap tetek? Isap dong diisap tetek Tante, pasti kamu
hebat dan mampu membuat tante nikmat," pujiku lagi, lalu mengeluarkan
tetekku dari bra. Kuarahkan mulutnya ke tetekku dan dia mulai mengulum,
lalu mengisapnya. Bergantian tetekku kuarahkan untukdiisapnya.
Wah... anak ini, pasti tidak lama mengajarinya, batinku. Kuelus-elus
penisnya dari luar celananya. Aku dapat merasakan penisnya sudah
mengeras. Aku takut, begitu memasuki vaginaku dia sudah muncrat.
Kuminta Willem berdiri di hadapanku dan aku melepas celana. Kuturunkan
celananya dan sekalian celana dalamnya sampai lutut. Mulanya dia seperti
malu.
Langsung aku bergumam memuji-muji penisnya.
"Wau... luar biasa. Kamu benar-benar laki-laki jantan yang sempurna,"
kataku memuji, seakan aku berkata pada diriku sendiri sembari mengelus
penisnya.
Kurapatkan mulutku dan langsung kukulum penisnya. Kupermainkan lidahku
pada penisnya. Kuremas-remas dan kuelus buah pantatnya yang putih mulus.
"Enak kan?" bisikku. Aku tak butuh jawabannya, karena aku tahu dia pasti
merasa nikmat. Aku tahu dia mau muncrat, karena dia mulai meraba
kepalaku bahkan dia mulai menekan penisnya jauh kedalam mulutku. Aku
bersorak gembira. Ini adalah awal yang baik, batinku.
Betu. Tak lama aku merasakan spermanya mengalir di tenggorokanku
beberapa kali saat dia mulai meremas rambutku. Setelah aku merasakan
remasan di rambutku melemah. Aku mengeluarkan penisnya dari mulutku.
"Maaf tante, aku gak sengaja..."
"Huuuu... gak sengaja? Luar biasa kamu sayang. Luar biasa sekali. Kamu
benar-benar laki-laki yang jantan dan hebat,"pujiku melambungkannyatingi
ke awan.
Dia pun senang. Pukul 12,00 kami keluar dari villa, agar dia tidak terlambat tiba di rumahnya.
Minggu, 04 Maret 2012
Menggoda Anak Belasan Tahun #2
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar