Suatu siang aku iseng nyari makan siang di satu mal. Makan cepat saji
yang paling gampang dicari adalah ayam goreng. aku pesan pahe ayam
goreng plus kentang plus soft drink dingin. Selesai membayar, aku
membawa nampanku mencari tempat duduk yang kosong. Mataku tertumbuk pada
sesosok prempuan muda, cantik, seksi dengan tonjolan besar didadanya,
tapi disebelahnya ada anak prempuan kecil, mungkin 3 tahunan lah.
Dia memakai celana ketat dan tanktop yang juga ketat, toket besarnya
ngintip dari belahan tank topnya yang rendah. Walaupun banyak tempat
duduk yang kosong aku nimbrung ja di meja dimana prempuan cantik seksi
dan anak prempuan itu duduk. "Boleh join kan?" Tanpa menunggu jawabannya
aku langsung meletakkan nampanku dimejanya dan duduk. "O, silahkan ja
pak". "Cuma berdua saja", pancingku membuka pembicaraan. "Kan ber 3
dengan bapak", jawabnya, wah menangkisnya jago juga ni prempuan,
pikirku. "Anaknya? Cantik kaya mamanya". "Bukan pak, bukan anak saya".
"O, kirain anaknya, abis nyulik ya", candaku. "Ih bapak bisa aja. Ini
anak tetangga, tadi dititipkan ke rumah, katanya mo dijemput lagi siang
ini di sini". Dia menyuapi anak itu dengan nasi yang dicampur dengan
sop, karena sopnya masi panas, ditiupnya sebentar sebelum disuapkan ke
anak itu. Si anak kelakuannya manis banget, gak cerewet maksudku. "Belum
punya anak, ato belon nikah?" "Nikah si udah tapi belon dikasi tu ma
yang diatas". "Minta dong". "Ya sih, minta tapi gak dilakuin". Wah
kliatannya mo curhat neh. "Maksudnya gak dilakuin". "Ya suami aku gak
ngelakuin ya mana mo dikasi ma yang diatas kan". "Kok bisa". "Suami
kerja dikapal cargo, jadi seringnya diatas kapal katimbang dirumah". "O
jadi jablay toh, kasian". "Orang sedih kok malah digoda". "Ya udah, aku
ja yang membelai gimana". "Genit ah". Tengah pembicaraan mulai mencair,
datanglah seorang prempuan, rupanya ini tetangganya, mo jemput anaknya.
aku diem saja, dan dia juga tidak mengenalkan aku kepada tetangganya.
Tetangga tau diri juga karena dia mengajak anaknya pergi setelah
mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan dia. "Namanya siapa
sih". "Aku Sintia, bapak?" "aku menyebutkan namaku, jangan panggil
bapak lah, formal amat". "Abis mo dipanggil apa dong, mas aja deh ya.
kan semua lelaki Indonesia dianggap jawa". "Maksud kamu". "Iya kadang
dah jelas2 namanya Hutagalung dipanggil mas juga". aku tertawa
mendengar candanya. "Dah brapa lama nikah?" "ampir 2 tahun mas". "Wah
jablaynya dah lama dong ya. Mangnya gak tau kerjaan suami sebelum
nikah". "Tau si, cuma gak nyangka ja akan kaya gini". "Ya udah, aku
temenin deh hari ini. Abis ini kamu mo kemana?" "Gak kemana2 mas, Mo
jalan ja".
Aku menggandengnya meninggalkan tempat makan dan masuk ke toko yang
merupakan anchor tenant di mall itu. Kami ngobrol ngalor ngidul ja
sembari membunuh waktu. Dia membiarkan aku menggenggam tangannya erat.
"Kamu kaya istriku ja ya, jalan gandengan". "Gak apa kan, katanya mas
blon nikah?' "Iya sih, kaya orang pacaran ya, padahal kamu istri orang".
"Biarin ja, orangnya juga ninggalin aku terus kok". "Pegel nih jalan
terus, kamu mo pulang gak?" "Gak ah mas, dirumah juga mo ngapain?"
"ketempatku aja yuk". "Mo ngapain ke tempat mas?' "Ya ngobrol, santai
ja, kan asik cuma ber 2". "Iya deh". Segera aku menggandengnya ke
basement dan meluncurlah mobilku menuju kerumahku.
Sesampai dirumahku,dia duduk didepan tv, tv kunyalakan dan aku mengambil
minuman untuknya. "Mas tinggal ndiri ya". "Iya, mo nemenin?" "Mau si,
cuman kan aku dah punya suami". "Kalo suaminya pergi ya nemenin aku ja
disini". "Maunya". Kebetulan di tv ada siaran ulang debat capres. "Kamu
ngikuti debat ini?" tanyaku. "Sambil lalu ja mas, debat cawapres juga
ngikuti sambil lalu". "Terus komentar kamu?" "Sayangnya Capres 3 gak
berkolaborasi dengan cawapres 1, kalo gak kan setanding dengan calon ke
2 dan pilpresnya bisa 1 putaran kan". "O gitu ya, pandangan kamu luas
juga ya". "Iya gak kaya mas, mandangnya cuma ke satu tempat aja nih",
katanya menyindirku, yang dari tadi hanya memandangi belahan toketnya
yang montok. "Habis kamu seksi sekali si, kok bisa ya suami ninggalin
istri yang bahenol kaya gini, pa gak takut istrinya dicolek orang laen".
Dia tersenyum manis. "Tadi kamu taen sekali nyuapin tu bocah, dah
pantes jadi mami". "Iya si, cuma ya itu problemnya". "Iya jablay".
Dia menanggapi obrolanku dengan santai juga, kadang tanganku mengelus
pahanya. "udah gak tahan ya mas", godanya sambil membiarkan tanganku
mengelus2 pahanya. Rabaanku semakin lama membuatnya semakin napsu. Dia
membuka pahanya agak lebar. Melihat dia mengangkangkan pahanya,
tangganku bergerak ke atas ke selangkangannya. Jari2ku mulai mengelus
belahan memeknya dari luar. "Mas", katanya, "Aku udah basah mas". "Udah
napsu banget ya Sin, aku juga sudah napsu". Rumahnya besar ya mas".
"Iya, diblakang ada kolam renangnya, mo renang gak". "Gak bawa baju
renang mas". "Tlanjang ja, repot amat si". "Ih si mas, maunya tu". "Kamu
juga mau kan". Dihalaman belakang ada kolam renang kecil yang dinaungi
oleh rimbunnya pepohonan yang ada. Tembok tinggi menghalangi pandangan
orang luar yang mau mengintip ke dalam. Dia langsung saja melepas
tanktopnya, kemudian celana ketatnya. Pakaian diletakkan di dipan yang
ada dipinggir kolam. Dipan itu ada matras tipisnya dan dipayungi
rimbunnya pohon. Aku melotot memandangi tubuhnya yang hanya berbalut
daleman bikini. Karena CDnya mini, jembutnya yang lebat
berhamburan dari bagian atas, kiri dan kanan CDnya.
Segera dia mencebur ke kolam, sementara aku membuka kaos dan celananya,
sehingga hanya memakai CD. kontolku yang besar, karena sudah ngaceng,
tercetak jelas di CDku. Kemudian aku pun nyebur ke kolam, menghampirinya
dan memeluknya. Bibirnya kucium, lidah kami saling berbelit. Aku
menarik ikatan branya sehingga terlepas, kemudian meremas2 toketnya
sambil memlintir pentilnya. Segera pentilnya menjadi keras. "Toketmu
kenceng ya Sin, pentilnya gede.", kataku. Dia diam saja sambil menikmati
remasanku. kontolku yang keras menekan perutnya. "Mas, ngacengnya sudah
keras banget", katanya. "Kita ke dipan yuk" Aku sudah tidak bisa
menahan napsuku lagi. Segera dia keluar kolam membawa branya yang sudah
dilepas.
Dia telentang didipan, menunggu aku yang juga sudah keluar dari kolam.
Aku berbaring disebelahnya, bibirnya kembali kucium dengan penuh napsu
dan aku kembali meremas2 toketnya sambil memlintir2 pentilnya. "Isep
dong Mas" pintanya sambil menyorongkan toketnya itu ke wajahku. Langsung
toketnya kuisep dengan penuh napsu. pentilnya kujilatia."Ohh..
Sstt.." erangnya keenakan. Aku mulai mengelus jembutnya yg nongol keluar
dari CDnya, kemudian kususupkan jariku ke dalam CDnya. Jariku langsung
menyentuh belahan bibir memeknya dan kugesek-gesekkan dari bawah ke
atas. Gesekanku selalu berakhir di itilnya sehingga menimbulkan
kenikmatan yang luar biasa. memeknya langsung berlendir, lendir juga
membasahi seluruh bagian dinding dalam memeknya. "Oo.. Ooh! Uu.. Uuh!"
desahnya sambil menekan tanganku yang satunya untuk terus meremas-remas
toketnya. Dia sungguh sudah tidak tahan lagi, "Mas, aku udah gak tahan
nih".
Tali ikatan CDnya di kiri dan kanan pinggang kugigit dan kutarik dengan
gigiku sehingga terlepas. Kedua kaki kukangkangkan sehingga tampak
jelas bulu jembutnya yang lebat. Aku kembali meraba dan mengelus
memeknya. Aku menyelipkan jariku ke belahan memeknya yang sudah basah
dan menyentuh dinding dalam memeknya. "Mas..! Aduuh! aku sudah enggak
tahan, udah pengen dimasukkin", pintanya. Aku tidak langsung memenuhi
permintaannya, malah jariku beralih menggosok-gosok itilnya. "Aduuh!
mas..nakal!" serunya. Dia pun semakin tidak karuan, diremasnya kontolku
yang sudah keras sekali dari luar CDku.
toketnya yang sudah keras sekali terus saja kuremas2, demikian juga
pentilnya. "Ayo dong mas dimasukin, aku sudah benar-benar enggak kuu..
at!" rengeknya lagi. Kemudian kumasukkannya jariku ke dalam memeknya
yang sudah basah kuyup. Dengan tanpa menemukan kesulitan jariku
menyeruak masuk ke dalam memeknya. memeknya langsung kukorek2,
dindingnya kugaruk-garuk. Benjolan seukuran ibu jari yang tumbuh di
dalam liang memeknya kumainkan dengan ujung jarinya hingga badannya
tiba-tiba menggigil keras dan digoyang-goyangkannya pantatnya mengikuti
permainan ujung jariku.
Aku menelungkup diselangkangannya dan langsung mengulum bibir
memeknya. Cairan yang membasahi sekitar selangkangannya kujilati dan
setelah bersih aku kembali mengulum bibir memeknya. Kemudian giliran
itilnya mendapat giliran kukulum dan kulumat dengan mulut. Jariku
kembali menyeruak masuk ke dalam memeknya, dia benar-benar hampir
pingsan. Tubuhnya kembali terguncang hebat, kakinya jadi lemas semua,
otot-otot perutnya jadi kejang dan akhirnya dia nyampe, cairan memeknya
yang banjir kutampung dengan mulut dan tanpa sedikit pun merasa jijik
kutelan semuanya. Dia menghela napas panjang, aku masih dengan lahapnya
melumat memeknya sampai akhirnya selangkangannya benar-benar bersih
kembali. memeknya terus kuusap2, demikian juga itilnya sehingga napsunya
bangkit kembali. "Terus Mas.. Enak.." desahnya. "Ayo dong Mas.. aku
udah gak tahan". tetapi aku masih tetap saja menjilati dan menghisap
itilnya sambil meremas2 toket dan pentilnya.
Aku melepaskan CD, kontolku yang besar dan lumayan panjang sudah ngaceng
keras sekali mengangguk2. Dia kunaiki dan segera mengarahkan kontolku
ke memeknya. Perlahan kumasukkan kepala kontolku. "Enak Mas.." katanya
dan sedikit demi sedikit aku meneroboskan kontolku ke memeknya yang
sempit. memeknya terasa sesek karena kemasukan kon tol besar, setelah
kira-kira masuk separuh lebih kon tol mulai kuenjot keluar masuk. "Terus
Mas.. kontolmu enak" erangnya keenakan. Aku terus mengenjot memeknya
sambil pentilnya kuhisap.
Belum berapa lama dienjot, aku mengajak tukar posisi. Sekarang dia yang
diatas. Diarahkannya memeknya ke kontolku yang tegak menantang. Dengan
liar dia kemudian mengenjot tubuhnya naik turun. toketnya yang montok
bergoyang mengikuti enjotan badannya. Aku meremas toketnya dan
menghisap pentilnya dengan rakus. "Mas.. kontolmu besar, keras
banget..", dia terus menggelinjang diatas tubuhku. "Enak Sin?' tanyaku.
"Enak Mas.. entotin aku terus Mas.." Aku memegang pinggangnya yang
ramping dan menyodokkan kontolku dari bawah dengan cepat. Dia mengerang
saking nikmatnya. Keringatnya menetes membasahi tubuhku. Akhirnya, "Aku
nyampe Mas" jeritnya saat tubuhnya menegang merasakan nikmat yang
luar biasa. Setelah itu tubuhnya lunglai menimpa tubuhku. Aku
mengusap-usap rambutnya sambil mencium bibirnya.
Setelah beberapa saat, kontolku yang masih ngaceng dicabut dari dari
memeknya. Dia kutelentangkannya, dan aku naik ke atasnya. Kembali
memeknya kujilati. Kedua lututnya kudorong sedikit ke atas sehingga
bukit memeknya lebih menungging menghadap ke atas, pahanya lebih
kukangkangkan lagi, dan lidah kujulurkan menyapu celah-celah
memeknya. Lidah kujulurkan dan kugesekkan naik turun diujung itil nya.
Dia hanya bisa merasakan nikmatnya sambil meremas-remas kontolku dengan
penuh nafsu. Cairan lendir yang keluar kembali dari memeknya dengan
lahap kuhisap. Bibirku terus mencium dan melumat habis bibir memeknya.
lidahku menjulur masuk ke dalam memeknya dan sempat menyentuh
dinding bagian dalamnya. Saking dalamnya mulutku menekan memeknya,
hidungku yang mancung menempel dan menekan itilnya. Dia kembali
merasakan kenikmatan lebih, apa lagi saat wajah dengan sengaja
kugeleng-gelengkan ke kiri dan ke kanan dengan posisi hidung tetap
menempel di itilnya dan bibir tetap mengulum bibir memeknya sambil lidah
terus mengorek memeknya. Dia tak kuasa membendung napsunya.
"Oocch!Mas.. Teruu..Uus! Aku nyampe lagi mas", suaranya semakin parau
saja. Digoyangkannya pantatnya mengikuti irama gesekan wajahku yang
terbenam di selangkangannya. Dijepitnya kepalaku dengan pahanya,
badannya menggigil hebat bagaikan orang kejang. ia menarik nafas panjang
sekali, semua cairan memeknya kuhisap dan kutelan hingga habis semua
cairan yang ada di sekitar memeknya.
Aku tetap dengan asyiknya menjilati me meknya. Kemudian jilatanku naik
ke atas, ke arah perutnya. Lidahku bermain-main di pusarnya, sambil
meraba dan meremas kedua toketnya, jilatanku juga semakin naik menuju
toketnya. Jengkal demi jengkal jilatanku semakin naik. Mulutku sudah
sampai ke dadanya. Kini giliran toketnya kujilati, lidahku kini
menari-nari di ujung pentilnya. Sambil aku meraba-raba dengan tangan
kanan keselangkangannya, menggesek-gesek itilnya hingga memeknya basah
lagi, nafsunya naik kembali. Sementara tangan kiri tetap meremas
toketnya, bibirnya kulumat. Dia membalas lumatan bibirku dengan penuh
nafsu, kujulurkan lidahku masuk ke rongga mulutnya. Dia menghisap
lidahku, secara bergantian dia juga menjulurkan lidahnya ke dalam
mulutku dan kubalas dengan hisapan pula.
Kini aku membetulkan posisi sehingga berada di atasnya, kontolku sudah
mengarah ke hadapan memeknya. Dia merasakan sentuhan ujung kontolku di
memeknya, kepala kontolku terasa keras sekali. Dengan sekali dorongan,
kepala kontolku langsung menusuk memeknya. Kutekan sedikit kuat sehingga
kepala kontolku terbenam ke dalam memeknya. Walau kon tol belum masuk
semua, dia merasakan getaran-getaran yang membuat otot memeknya
berdenyut, cairan yang membasahi memeknya membuat kontolku yang besar
mudah sekali masuk ke dalam memeknya hingga dengan sekali dorongan lagi
maka kontolku masuk kedalam sarangnya, blee.. ess..
Begitu merasa kontolku sudah memasuki memeknya, kubalik badannya
sehingga kembali dia berada di atas tubuhku, didudukinya batang kontolku
yang cukup panjang itu. Digoyangkan pantatnya, diputar-putar, dikocok
naik turun hingga kontolku keluar masuk memeknya, aku meremas- remas
kedua toketnya. Lebih nikmat rasanya ngen tot dengan posisi wot buat
dia, karena dia bisa mengarahkan gesekan kon tol besarku ke seluruh
bagian memeknya termasuk itilnya. Kini giliran aku yang tidak tahan lagi
dengan permainannya, aku menggelengkan kepala menahan nikmat yang
sebentar lagi tampaknya akan ngecret. Aku memberikan aba-aba padanya
bahwa aku akan ngecret. "Kita nyampe sama-sama..mas", rintihnya sambil
mempercepat kocokan dan goyangan pantatnya. "Aa.. Aacch!" Diapun nyampe
lagi, kali ini secara bersamaan dengan dia, bibir memeknya berkedutan
hingga meremas kontolku. Pejuku dan lendir memeknya bercampur menjadi
satu membanjiri memeknya. Karena posisinya berada diatas, maka cairan
kenikmatan itu mengalir keluar merembes melalui kontolku sehingga
membasahi selangkanganku, banyak sekali dan kurasakan sedikit
lengket-lengket agak kental cairan yang merembes keluar itu tadi.
Kami berdua akhirnya terkulai lemas di dipan. Posisinya tengkurap di
sampingku yang terkulai telentang memandang rimbunnya dedaunan. "Mas,
pinter banget sih ngerangsang aku sampe berkali2 nyampe, udah gitu kon
tol mas kalo udah masuk terasa sekali gesekannya, abis gede banget sih",
katanya. "memekmu juga nikmat sekali Sin, peret banget deh, kerasa
sekali cengkeramannya ke kontolku", jawabku sambil memeluknya. Kami
berdua sempat tertidur cukup lama karena kelelahan dan tiupan angin
sejuk sepoi2.
Ketika terbangun, kami masuk ke rumah, aku mengajaknya mandi. "Kita
mandi sama-sama yuk!" ajakku, "Badanku lengket karena keringat". Kami
masuk ke rumah menuju ke kamar mandi beriringan sambil berpelukan,
bertelanjang bulat. Kamar mandinya tidak terlalu besar namun cukup
bagus, ada ruangan berbentuk segi empat di dalam kamar mandi, bentuknya
kira-kira seperti lemari kaca. Kami berdua masuk ke dalamnya dan
menyalakan shower, aku dan dia saling bergantian menggosok tubuh kami,
demikian pula saat menyabuni tubuh kami lakukan bergantian, saling
raba, saling remas, bibir kami saling pagut bergantian. Dia
menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku yang kusambut dengan hisapan, dan
secara bergantian pula kujulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Diapun
menyambutnya dengan lumatan. Rabaan tanganku berpindah ke toketnya.
Kuremas-remasnya toketnya yang mulai mengencang lagi pertanda napsunya
bangkit lagi. Dia pun tidak mau kalah, diraihnya kontolku yang kembali
sudah berdiri tegak dan dikocok-kocok lembut. Ujung kontolku sesekali
menyenggol bagian depan pangkal pahanya. "Betul kan, kalo cewek
jembutnya lebat pasti napsunya besar, kaya kamu ya Sin", katanya.
Kuarahkan kon tolku ke belahan bibir me meknya. Dengan menggunakan
tanganku, kugesek- gesekkan ujung kontolku ke belahan bibir memeknya.
Kutempelkan ujung kontolku ke ujung itilnya dan kugesek-gesekkan naik
turun. Kini me meknya kembali mengeluarkan cairan bening. Lalu aku
mematikan shower sambil duduk di samping bathtub. Dia kudipangku
dengan posisi memunggungiku. kontolku yang sudah ngaceng keras kembali
kumasukkan ke dalam memeknya dalam posisi seperti itu. Karena kondisi
bathtub yang sempit mengharuskan posisinya merapatkan pahanya, maka
memeknya menjadi kian sempit saja. Awalnya agak sulit juga kontolku
masuk kedalam memeknya. Tetapi dengan sedikit bersusah payah
akhirnya ujung kontolku berhasil menyeruak ke dalam memeknya yang
dibantu dia dengan sedikit menekan badannya kebawah, dan diangkatnya
kembali pantatnya hingga lama kelamaan akhirnya berhasil juga kontolku
amblas semua ke dalam memeknya.
Dengan posisi begini membuatnya harus aktif mengocok kontolku seperti di
kolam renang tadi dengan cara mengangkat dan menurunkan kembali
pantatnya, sehingga me meknya bisa meremas dan mengocok-ngocok kontolku.
kontolku terasa sekali menggesek-gesek dinding bagian dalam memeknya.
Saat dia duduk terlalu ke bawah, kontolku terasa sekali menusuk keras
memeknya, nikmat yang kurasakan tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata
lagi. memeknya semakin lama semakin basah sehingga keberadaan kontolku
dalam memeknya sudah tidak sesesak tadi. Kini dia pun sudah tidak kuat
lagi menahan napsuku. Dia tidak mampu lagi mengangkat dan menurunkan
pantatnya seperti tadi, kini dia hanya bisa terduduk dalam posisi
kontolku masih tertancap di dalam memeknya. Digoyang-goyangkan saja
pantatnya sambil duduk di pangkuanku.
Aku sedari tadi asyik meremas kedua toketnya. pentilnya kucubit dan
kupilin-pilin sehingga menimbulkan sensasi tersendiri baginya. Aku tidak
mampu bertahan lama merasakan goyangan yang dia lakukan. "Aduuh..! Sin,
hebat banget empotan me mek kamu! Aku hampir ngecret nich!" seruku
sambil tetap memilin pentilnya. "Kita keluarin sama-sama yuk!" sahutnya
sambil mempercepat goyangannya. Aku sudah benar- benar tidak mampu
bertahan lebih lama lagi hingga dia kudorong sedikit ke depan sambil aku
berdiri, sehingga posisinya menungging membelakangiku, tetapi kontolku
masih menancap di dalam memeknya. Aku berdiri sambil mengambil alih
permainan, aku mengocok-ngocokkan kontolku keluar masuk memeknya
dalam posisi doggy style.
"Aa.. Aacch!" kini gilirannya yang menyeracau tidak karuan. Aku
merasakan kedutan-kedutan di dalam memeknya, terasa sekali semburan
hangat yang menerpa dinding memeknya, pejuku langsung muncrat keluar
memenuhi memeknya. Bersamaan dengan itu, dia pun mengalami hal yang
serupa, kurasakan kedutan memeknya berkali- kali saat dia nyampe.
Kami nyampe dalam waktu hampir bersamaan hingga memeknya kembali penuh
dengan cairan birahi kami berdua, saking penuhnya sehingga tidak
tertampung seluruhnya. Cairan kami yang telah tercampur itu, meleleh
keluar melalui celah memeknya dan merembes keluar hingga membasahi
perutnya karena posisinya masih setengah menungging saat itu. Kami
pun melanjutkan mandi bersama-sama bagaikan sepasang pengantin baru.
Setelah selesai mandi dan mengeringkan tubuh kami masing-masing dengan
handuk, dengan bertelanjang bulat kami menuju ke ruang makan. Aku
mengeluarkan buah2an dari lemari es dan berkata "Kamu makan buah2an ini
dulu ya, nanti aku belikan makanan". "aku mau tidur saja, cape dienjot
terus sama mas", katanya. "Tapi enakkan?" kataku lagi sambil mengenakan
pakaiannya. "Enak banget mas, aku masih mau lagi lo mas", jawabnya
sambil mulai mengupas buah. "So pasti, aku ajak kamu kesini kan untuk
ngen tot sampe loyo. Aku pergi dulu ya", sambil mencium pipinya. "Hati2
ya mas, aku nungguin lo". Seperginya aku, dia berbaring sambil memakan
buah2an. Dia makan beberapa potong sehingga akhirnya dia merasa kenyang
dan mengantuk lagi. Dia berbaring di sofa dan akhirnya tertidur. Diluar
dah gelap, dah lewat magrib.
Ketika aku kembali membawa makanan, dia masih tertidur. Terangsang juga
aku melihat dia terkapar terlelap dalam keadaan telanjang bulat seperti
itu. Toketnya yang besar turun naik seirama tarikan napasnya. Perutnya
yang rata dihiasi dengan puser yang seksi dan diselangkangannya
bergerombol jembut yang lebat. k ontol langsung bereaksi dengan sikap
sempurna, alias ngaceng lagi. Tetapi perut dah minta diisi. Aku
membangunkannya dengan mengelus2 toketnya. "Makan yuk". "Abis itu maen
lagi ya mas". "Bole ja, asal kamu gak lemes". "Gak apa lemes mas, aku
kan gak pernah ngerasain nikmat dientot seperti sekarang ini. Mas
sering2 ngentotin aku ya mas". "Itu mah bisa diatur kok, kalo suami kamu
pergi". Kami menyantap makanan yang aku beli sampe tandas. Sama2 laper
karena enersi terkuras ketika bertempur tadi. Setelah selesai makan,
dia membantu aku membereskan peralatan makan, melap meja makan, kemudian
kekenyangan kami duduk lagi di sofa didepan tv. tv kunyalakan tapi gak
ada acara yang menarik.
Dia bersender ke aku. "Kamu tu seksi banget deh Sin, ngeliat kamu aku
ngaceng terus tuh. Heran ja, kok suami kamu bisa ninggalin bidadari
seksi yang merangsang kaya kamu itu". "Gak tau deh mas, jangan ngomongin
dia deh, kan mas mo bikin aku terkapar lagi". Aku memeluknya dan mulai
memerah toketnya. aku terus saja meremas toketnya, malah sambil
memlintir2 pentilnya, perlahan pentilnya mulai mengeras. "Sin, enak
nggak diginiin?" sambil tanganku terus meremas-remas toketnya. "Mas,
aah", napsunya makin meninggi. Sambil toketnya kuremas terus, aku
menjilati seluruh tubuhnya, mulai dari ujung kepala sampai ujung
kaki. Kujilati pula toketnya, kusedot pentilnya sampai dia gemetar
saking napsunya. Kakinya dan kedua pahanya yang mulus itu dibukanya
supaya bisa kuelus2, dengan satu tangan masih meremas toketnya.
Setelah itu memeknya kujilatin dengan lidahku yang kasar. Bukan hanya
bibir memeknya aja yang kujilatin, tapi lidahku juga masuk ke me meknya,
dia jadi menggelinjang nggak terkontrol, wajahnya memerah sambil
terdongak keatas.
Melihat napsunya sudah naik, aku melepas seluruh pakaian dan celana. Dia
diam aja. kon tolku yang besar sekali sudah ngaceng dengan keras. Dia
hampir tak dapat memegangnya dengan kedua tangannya. "Dikocok Sin",
pintaku, dia nurut saja dan mengocok kon tolku dengan gemas, makin lama
makin besar dan panjang. "Sin diemut dong", kataku keenakan. Aku berdiri
disamping sofa dan dia duduk sambil mengarahkan kon tol yang ada
digenggamannya ke arah mulutnya. Dia mencoba memasukkan kedalam mulutnya
dengan susah payah, karena besar sekali jadi dijilati dulu kepala kon
tolku. Aku mendesah2 sambil mendongakkan kepala. Dia bertanya
"Kenapa mas". "Enak banget, terusin Sin, jangan berhenti", ujarku sambil
merem melek kenikmatan. Dia meneruskan aksinya, menjilati kontolku
mulai dari kepala kontolku sampai ke pangkal batang, terus ke biji
pelirnya, semua di jilatin. Dia mencoba untuk memasukkan kedalam
mulutnya lagi, udah bisa masuk, udah licin terkena ludahnya. Aku
memegangi kepalanya dengan satu tangan sambil memaju-mundurkan pantatku,
mengentoti mulutnya. Sedang tanganku satunya lagi meremas toketnya
sebelah kanan. gerakanku semakin lama semain cepat.
aku menghentikan gerakannya. kontol ku keluarkan dari mulutnya. aku
menaiki tubuhnya dan mengarahkan kontolku ke toketnya. "Sin, aku mau
ngerasain kontolku kejepit toket kamu yang montok ya". Dia paham apa
yang aku mau, dan aku kemudian menjepit kontolku di antara toketnya.
"Ahh.. Enak Sin. Diemut enak, dijepit toket juga enak.", erangku menahan
nikmat jepitan toketnya. Aku terus menggoyang kon tolku maju mundur
merasakan kekenyalan toketnya. Sampai akhirnya "Aduh Sin, sebentar lagi
aku mau ngecret, keluarin di mulut kamu ya". "Jangan mas, dimemekku
saja", jawabnya. Dia tidak ingin merasakan peju dimulutnya, lebih baik
dingecretkan di memeknya karena dia ngerasain nikmat yang luar biasa.
Akupun naik keatasnya sambil mengarahkan kontolku ke memeknya. Aku mulai
memasukkan kontolku yang besar dan panjang itu ke memeknya, sampai dia
merem melek keenakan ngerasain memeknya digesek kontolku. Aku mulai
menggerakkan kontolku keluar dan masuk dimemeknya yang sempit itu. Dia
mulai merasakan nikmat yang tak terkatakan, luar biasa enak sekali
rasanya. Secara naluri dia menggerakkan pantatnya kekanan dan kekiri,
mengikuti gerakan kontolku yang keluar masuk, wuihh tambah nikmat.
terlihat diwajahku bahwa aku menikmati sekali gesekkan kontolku di
memeknya. Tubuhku bergoyang-goyang maju mundur, aku memperhatikan
kontolku sendiri yang sedang keluar masuk di memeknya.
Selang beberapa saat, aku mengajak ganti posisi, dia pasrah aja. Dia
kusuruh nungging dan aku menyodokkan kontolku dari belakang ke me
meknya. Nikmat sekali permainan ini. "Ennngghh..." desahnya tak keruan.
Sambil menggoyang pantatnya maju mundur, aku memegangi pinggulnya dengan
erat, terasa nikmat yang luar biasa. Tidak tahu berapa lama aku
menggenjot memeknya dari belakang seperti itu, makin lama makin keras
sehingga akhirnya dia nyampe lagi "Mas, enjot yang keras, nikmat sekali
rasanya", jeritnya. Aku mengenjot kontolku lebih cepat lagi dan kemudian
pejuku muncrat didalam me meknya berulang-ulang, banyak sekali.
'crottt, croooth.., crooootttthh...' Dia merasa memeknya agak membengkak
akibat disodok oleh kontolku yang besar itu. "Sin, me mek kamu luar
biasa deh cengkeramannya, nikmat banget. Kerasa sekali gesekannya dikon
tolku", kataku sambil terengah2.
Setelah istirahat beberapa saat, aku bertanya padanya "Gimana Sin?".
"Enak sekali mas, rasanya nikmat sekali, memekku sampe sesek masukan kon
tol mas, abis gede banget sih", jawabnya. Aku mencabut kontolku yang
sudah lemes dari memeknya. kontolku berlumuran pejunya dan cairan
memeknya. Mungkin saking banyaknya aku ngecretin peju dimemeknya. "Cape
ya Sin". "Iya mas, malem ini aku nginep disini ya mas, boleh kan".
"Boleh banget, kita bisa ngen tot all nite long kan". "Wah mau dong".
Minggu, 04 Maret 2012
Jablay
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar