Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 04 Maret 2012

Istri & Mertua

Peristiwa yang kualami ini memang sulit dipercaya, tetapi itu memang benar terjadi. Aku menikah dengan istriku dalam usia yang relatif masih cukup muda. Aku berumur 24 tahun dan istriku 21 tahun.
Setahun kami telah menikah ketika aku baru selesai di wisuda. Dalam usia yang masih muda kami masing-masing mempunyai keinginan sex yang cukup tinggi. Istri cukup mampu mengimbangi birahiku yang selalu menggebu-gebu. Hampir setiap malam kami selalu “ bertempur”.
Pertempuran itu selalu berlangsung sampai 3 babak, sehingga kami kelelahan dan tidur pulas setelah itu. Kami sepakat untuk tidak buru-buru mempunyai anak, agar bebas bermain kapan saja tanpa ada gangguan.
Sebagai keluarga muda aku mewarisi perusahaan orang tua istriku yang cukup besar, sehingga dari segi keuangan aku tidak pernah bingung.
Meski kami memiliki rumah yang merupakan hadiah perkawinan, tetapi kami memilih tinggal di apartemen di tengah kota, agar dekat dengan kantorku.
Kehidupan privat kami mulai agak terganggu ketika mertua perempuanku memutuskan ikut tinggal bersama kami, setelah suaminya meninggal. Rumahnya dikontrakkan seperti juga rumahku. Dia beralasan ingin membantu urusan rumah tangga kami. Maklum kami berdua sibuk. Aku seharian bekerja sedang istriku sibuk dengan urusan kampusnya. Kami tidak memiliki pembantu, sehingga semua urusan rumah tangga biasanya diselesaikan kami berdua.
Sejak ada mertuaku, dia banyak membantu membereskan urusan rumah tangga. Mulai dari membuat masakan sampai mencuci baju dan membersihkan rumah.
Ibu Mertuaku umurnya sekitar 38 tahun, terlihat masih cantik, putih seperti juga istriku. Hanya seperti umumnya wanita setengah umur bodynya agak subur, tetapi masih termasuk proporsional. Kulit mukanya masih kencang, teteknya tegak menantang dan yang sering menarik perhatianku, bokongnya membulat besar dan menonjol.
Pada awalnya aku kurang memperhatikan daya tarik sex mertuaku. Namun lama-kalamaan aku jadi sering melirik dia, karena jika mengenakan pakaian rumah, dia tidak pernah mengenakan BH sehingga selain teteknya bergerak mengajun-ayun jika berjalan, puting susunya juga jelas tercetak di balik bahan kaus yang dia kenakan.
Istriku termasuk anak manja dan “anak mami”. Aku bisa maklum karena dia memang anak tunggal. Banyak hal dia selalu meminta pertimbangan maminya ketimbang meminta saran dariku.
Setelah 3 bulan kami tinggal bersama “mami”, aku mulai merasakan bahwa mami istriku termasuk perempuan yang bertipe menggoda. Dia sering keluar kamar mandi dengan hanya menutup bagian bawahnya dengan handuk dan bagian atasnya hanya ditutup oleh BH yang kelihatannya kekecilan. Sering dengan pakaian seperti itu dia menyibukkan diri di dapur menyelesaikan masakan, atau mencuci piring.
Yang lebih parahnya kadang-kadang dalam keadaan begitu ikut pula ngobrol bersama kami di ruang keluarga sambil menonton TV. Istri tidak pernah protes. Mungkin mereka dulu di rumahnya memang gaya hidupnya begitu. Aku tidak banyak tahu, karena aku mengenal istriku melalui proses singkat, yakni 3 bulan langsung maju ke pelaminan.
Terbawa oleh suasana ibunya, istriku jadi ikut-ikutan. Jika mulanya dia melenggang dengan santai hanya dengan mengenakan celana dalam dan BH di seputar rumah, akhirnya dia malah hanya mengenakan celana dalam saja dan membiarkan susunya yang kenyal bergerak leluasa. Ketika kutanya kenapa dia melakukan itu, katanya dia merasa lebih leluasa dengan gaya begitu. Dan baru ku ketahui bahwa di keluarga istriku cara berpakaian di rumah dulu memang begitu.
Mereka memang cukup lama tinggal di Eropa. Istriku sejak SD sampai lulus SMA tinggal di luar negeri. Maklum karena Ayahnya orang Jerman. Ibunya dari Sulawesi Utara. Pembaca pasti membayangkan bahwa istriku cantik. Memang betul, dia cantik dan dari keluarga kaya. Aku memang ketiban durian runtuh, dapat istri cantik, kaya dan mewariskan harta berlimpah kepadaku.
Aku mulai ikut menyesuaikan gaya hidup setengah telanjang di rumah. Aku memberanikan diri hanya bercawat saja di rumah. Ibu mertuaku kelihatan biasa saja melihatku hanya bercawat. Padahal di keluargaku. Jika aku hanya mengenakan singlet tanpa baju luar sudah ditegur. Di keluargaku, pantang sekali makan di meja makan tanpa memakai baju atas. Sekarang aku makan bertiga di meja makan dengan hanya bercawat saja.
Setelah sekitar seminggu aku terbiasa bercawat di rumah, Ibu mertuaku bergerak makin maju. Dia bersikap lebih maju lagi, dengan membiarkan dadanya terbuka tanpa BH. Aku sempat gugup pada awalnya karena mana mungkin aku terus-terusan menghindar tidak melihat tetek besar mertuaku. Tapi jika pun aku menatap ke dadanya dia tampaknya tidak peduli. Istriku juga kelihatannya tidak mempedulikan aku jika kebetulan kepergok aku memandangi tetek maminya yang bergoyang-goyang ketika berjalan.
Kalau kami berkumpul bertiga di ruang keluarga sambil menonton siaran TV, sering aku dibuat rikuh oleh tingkah polah istriku. Dia mencumbui aku, sampai menghisap penisku di depan ibunya.
Anehnya mami santai saja melihat percumbuan kami. Dia tidak mengomentari dan juga tidak malu-malu melihat apa saja yang dilakukan istriku. Aku sebetulnya agak jengah dengan situasi seperti itu, tetapi ini adalah pengalaman baru. Apalagi aku dalam situasi birahi tinggi, sehingga otakku jadi agak kurang waras.
Jika situasi sudah semakin hot, mami menyarankan kami berdua masuk kamar. Tanpa malu-malu istriku menyeret tanganku masuk ke kamar.
Aku tidak ingat ketika dalam keadaan sangat terangsang di seret masuk oleh istriku, apakah pintu kamar sudah tertutup atau belum karena istriku langsung mendorongku telentang di tempat tidur.
Aku baru terkejut ketika mami berkacak pinggang di pintu melihat kami melakukan persetubuhan. Pada saat ditonton mami, Istri sedang berada diatasku menggenjot sambil melenguh-lenguh. Aku sebetulnya terganggu konsentrasiku melihat mami menonton. Tapi istriku tidak perduli. “ Gerakannya jangan gitu meis” kata mami kepada istriku
Mami mengomentari gerakan istriku. Dia mendekat dan memegangi pinggul istriku. Dia menjadi pengarah gerak. Mami mengajari agar pinggul istriku bergerak memutar dengan gerakan konstan. Istriku diajari berkali-kali tidak juga paham, dan dia bingung dengan gerakan itu. Mami berkali-kali pula mengoreksi gerakan dari istriku. Kuakui gerakan arahan mami itu jika dilakukan secara benar oleh istriku memberi rasa nikmat yang luar biasa. Penisku seperti dipelintir-pelintir. Tapi dia berkali-kali salah karena bingung.
Entah karena terangsang atau karena geram mengajari anaknya tidak melakukannya secara benar, istriku di suruh minggir. Eh dia manut saja. Yang membuatku terbengong-bengong. Mami sudah telanjang naik ke tempat tidur langsung duduk di atas penisku dan ditancapkannya penisku di lubang vaginanya yang sudah licin. Mami langsung melakukan gerakan memutar. Rasa nikmatnya memang luar biasa. Aku jadi lupa diri dan tanganku otomatis meremas-remas kedua susu besar yang tersaji di depanku. Aku sebetulnya ingin bertahan, tetapi kepiawaian mami mengolah gerak membuatku jebol. Tanpa aba-aba kulepas tembakan sperma ke dalam memek mami. Dia terus memeras penisku sampai akhirnya penisku melemas dan keluar dengan sendirinya dari lubang vagina mami.
“Yaaaa mami kok dihabisin sendiri, aku tadi kan sedang nanggung, “ kata istriku komplain.
Mami berusaha menenangkan anaknya dalam bahasa campuran Indonesia dan Jerman. Dia mengajari anaknya untuk bisa membangunkan penis dengan waktu relafit singkat. Tanpa rasa jijik dan malu. Mami langsung mengulum penisku dengan gaya menyeruput kuah sup. Olahan lidahnya di sekitar kepala penisku dan suara menyeruput membuat aku jadi bergairah. Mami merangsang melalui hampir semua indraku. Mataku terpaku melihat belahan memek mami yang terpampang di depan mataku. Dia mengatur posisi nunging membelakangiku. Melalui pendengaranku ikut merangsang karena mendengar seruputan mulut mami di penisku, Saraf perabaku merasa terpacu merasakan leher penisku di tekan-tekan oleh ujung lidah mami, dan yang lebih memukau lagi memeknya mami digoser-goserkan di mulutku yang sedang menganga keheranan.
Tidak sampai 10 menit penisku sudah tegak mengeras. Mami lalu bangkit dan memberi kesempatan kepada istriku untuk melanjutkan permainan. Istriku mulai mahir melakukan gerakan memutar. Mungkin gerakan itu membuat dirinya terasa maksimal merasa nikmat sehingga dalam waktu relatif singkat dia sudah mengerang mencapai orgasmenya. Aku tidak memberi waktu istirahat terlalu lama. Posisi segera aku balik dengan menelentangkan dirinya dan aku langsung menikam memeknya dengan penisku yang sudah mengeras sempurnya. Aku mengenal betul posisi yang disukai istriku, sehingga aku menggenjotnya terus pada posisi yang disukai itu. Pada posisi MOT istriku sampai mendapat 3 orgasme yang jaraknya dekat-dekat. Mungkin karena lama-lama memeknya terasa ngilu akibat aku genjot terus walau dia orgasme. Dia minta aku menyudahi permainan. Padahal aku masih jauh dari finish.
“Sudah-sudah kasihan dia kecapaian,” kata mami.
Aku terpaksa berhenti dan mencabut kontolku yang sedang garang. Mami mendorong badanku sehingga aku jatuh telentang. Belum sempat aku menyadari situasi yang akan terjadi. Mami sudah berada diatas penisku dan dia langsung menyarangkan senjataku ke vaginanya. Mami langsung bergerak aktif dengan pusaran mautnya. Kali ini aku berusaha bertahan untuk tidak cepat jebol. Mami makin bersemangat dan akhirnya dia pun mencapai orgasme dan ambruk di dadaku.
Karena masih ada kemampuan aku membalikkan posisi dan mami aku tindih dan langsung menggenjotnya. Aku terus berusaha mencari posisi yang dirasa mami maksimal rangsangannya. Setelah kutemukan posisi itu dengan tanda erangan-erangan mami aku menggenjotnya terus. Mami mencapai lagi orgasmenya dan dia berusaha menghentikan gerakanku dengan memeluk tubuhku erat-erat sehingga aku sukar bergerak. Aku merasa sekujur penisku dipijat-pijat oleh dinding vagina mami.
Saat pelukannya merenggang aku kembali memacunya. Harus kuakui bahwa vagina mami masih cukup ketat mencengkeram batang penisku. Dia mempunyai teknik yang bagus mengolah lubang vaginanya sehingga mengesankan bahwa lubangnya mencengkeram. Aku merasa penisku terus menerus seperti dipijat-pijat oleh dinding vaginanya. Aku hanya mampu memberi mami satu puncak lagi yang datangnya bersama-sama dengan puncakku. Aku mengerang bersamaan dengan mami dan melepas spermaku dengan menghunjam penisku sedalam-dalamnya ke memeknya.
Mami kuakui sangat jagoan menservice laki-laki.
Meski aku senang dan bahagia, tetapi dalam hatiku masih bertanya, kenapa istriku memberi kesempatan maminya menikmati kontolku. Dia malah tidak terkesan sama sekali cemburu, atau kecewa. Dia tetap menyanyangiku . Buktinya selesai aku menggenjot maminya aku dipeluknya erat-erat sampai kami tertidur.
Paginya ketika aku bangun, kudapati kami tidur bertiga dalam keadaan bugil di dalam selimut. Air maniku berceceran dimana-mana mengotori sprei dan selimut. Kubangunkan istriku, dan mertuaku juga ikut bangun. Kami bangkit bertiga dan bergandengan kami menuju kamar mandi. Bertiga kami mandi telanjang saling menyabuni dan saling mengeringkan badan dengan handuk. Setelah itu kami tidak lagi mengenakan pakaian sarapan pagi dan terus sepanjang hari bertelanjang di rumah.
Istri tidak segan-segan mengentotiku di ruang keluarga di depan maminya. Tapi yang lebih aneh istri membiarkan maminya ketika mami ingin menyetubuhiku.
Prakteknya aku seperti mempunyai dua istri yang bisa kugarap dalam satu ranjang kapan pun waktunya. Dua istri satu ranjang sudah kedengarannya aneh, yang kualami lebih aneh lagi karena dua perempuan itu adalah anak dan ibu.
Aku sempat khawatir, spermaku membuahi rahim mami. Istriku menjelaskan bahwa ibunya telah disteril, jadi tidak bisa dibuahi lagi.
Anak dan ibu mempunyai nafsu sex yang luar biasa dan kadang-kadang agak aneh juga. Anehnya istriku sering menyuruh mami merangsangku, ketika aku sedang asyik menikmati tayangan sepak bola di tengah malam. Aku sebenarnya ingin menolak karena semula lebih menginginkan konsentrasi menonton pertandingan, tetapi, aku tak kuasa menahan rangsangan mami, sehingga konsentrasiku ke TV buyar.

Montir-Montir Cantik

Saya ingin menceritakan suatu pengalaman unik saat saya berlibur ke kota tempat paman saya tinggal, Malang. Kejadiannya kira-kira dua minggu yang lalu. Hari Minggu itu keluarga paman yang terdiri dari paman, bibi dan ketiga anak laki-lakinya yang masih remaja mengajakku pergi ke suatu kota kecil dekat Malang, yaitu Batu. Daerah itu terkenal karena buah apelnya dan hawanya cukup dingin. Kami berenam naik mobil Panther kesayangan saya.


Perjalanan kami saat itu cukup menyenangkan. Kami ngobrol kesana kesini tentang keadaan kota kecil yang akan kami datangi. Sama sekali tidak terpikirkan oleh saya bahwa mobil Panther yang saya kendarai itu bakal membuat masalah. Dan benar saja, sepuluh menit sebelum kami tiba di Batu, mobil itu mogok. Paman dan anak-anaknya berusaha mendorong dari belakang dengan sekuat tenaga. Sementara Bibi duduk dalam mobil itu dengan raut wajah cemas.

Seperempat jam mobil itu belum juga dapat dinyalakan mesinnya. Walaupun dibantu oleh beberapa orang tukang becak, namun si Panther masih juga mogok. Akhirnya kami memutuskan untuk membawanya ke bengkel yang tidak jauh dari tempat itu. Sementara itu keluarga Paman akhirnya pulang kembali ke Malang dengan naik angkutan umum yang lewat di sana.

Mobil yang dipaksa didorong itu akhirnya sampai juga di depan bengkel. Bengkel itu disebut BENGKEL TIARA oleh penduduk setempat, menurut mereka TIARA itu singkatan dari TIDAK ADA PRIA. Setelah kuperhatikan, ternyata semua montirnya, walau berseragam montir yang berlepotan oli, adalah para wanita muda yang cantik dan sexy. Mereka terlihat ramah dan senang diajak ngobrol. Kasirnya juga seorang wanita. Jadi sama sekali tidak ada pegawai pria di sana. Hebat juga ya? Melihat kenyataan itu, pikiran isengku muncul.

Kebetulan mobil Pantherku mereka tarik ke ruang dalam bengkel yang sunyi senyap dan tertutup. Dua orang montir cantik ditugaskan untuk menangani mobil itu. Saat mereka tengah memeriksa bagian depan mobil Panther tempat mesinnya berada, dengan sengaja kujulurkan kedua tanganku ke arah pantat mereka. Mereka sedang berdiri menunduk untuk memeriksa mesin mobil. Perlahan kuraba pantat mereka dengan pelan. Tidak ada reaksi. Karena kelihatannya mereka tidak keberatan, lalu kuremas-remas pantat mereka berdua. Nah kali ini mereka menoleh.

"Mas... tangan Mas nakal deh... kalo mau yang lebih enak, tunggu ya. Begitu kami selesai menservis mobil ini, pasti yang punya mobil akan kami servis juga. Jangan kuatir deh.., kami ahlinya dalam menservis dua-duanya. Ha-ha-ha-ha..." ujar salah seorang montir cantik yang belakangan kuketahui bernama Gita sambil tersenyum genit.
Aku kaget bukan kepalang. Nah ini dia yang kucari. Jarang lho ada bengkel seperti ini. Ternyata apa yang dijanjikan Gita ditepati mereka berdua. Saat itu juga aku diajak ke lantai atas di sebuah rumah di belakang bengkel besar itu. Di sana ada beberapa kamar yang dilengkapi dengan perlengkapan tidur dan perlengkapan mandi yang serba moderen. Begitu mewah dan mentereng tempatnya. Jauh sekali perbedaannya bila dibandingkan dengan bengkel di depannya.

Kedua cewek montir tadi (seorang lagi bernama Tutut), saat aku terperangah menatap ruangan kamar itu, tiba-tiba entah dari mana muncul dengan hanya mengenakan pakaian minim. Alamaak..! Hanya BH dan celana dalam tembus pandang yang menutupi tubuh seksi mereka. Aku tidak menyangka bahwa tubuh mereka yang tadinya terbungkus seragam montir berwarna biru muda, begitu sexy dan montok. Buah dada mereka saja begitu besar. Gita kelihatannya berpayudara 36B, dan Tutut pasti 38. BH yang menutupinya seperti tidak muat. Langsung saja si penis andalanku mulai mengeras. Tanpa menunggu waktu lagi, aku segera membuka pakaianku.

Setelah hampir semua baju dan celanaku terlepas, keduanya tanpa banyak bicara mendorongku supaya jatuh telentang di atas tempat tidur. Aku pun diserbu. Saat itu hanya tinggal celana dalam yang masih melekat di tubuhku. Gita dengan ganasnya langsung menyerang bibir dan mulutku. Ciuman dan permainan lidahnya begitu menggebu-gebu, hampir saja aku tidak dapat bernafas dibuatnya. Tutut pun tidak kalah ganasnya. Tangannya langsung meraba-raba senjataku dari luar celana dalamku. Pelan tapi pasti rabaan dan remasannya itu membuatku menggelinjang hebat. Ia pun menjilati bagian penisku itu, terutama di bagian kepalanya.

Lalu dengan inisiatifnya sendiri, Tutut menurunkan celana dalamku. Maka si kecil pun langsung mencuat keluar, keras, tegak, dan besar. Tangan Gita langsung mengocok-ngocok penisku. Sementara Gita mulai terus menjilati buah zakar dan terus ke bagian pangkal penisku. Memang penisku tergolong besar dibandingkan ukuran rata-rata penis orang Indonesia, panjang 24 cm dan diameter 8 cm.

Kedua cewek montir itu sekarang bergantian menjilati, mengocok dan mengulum penisku seperti orang kelaparan. Aku sih senang-senang saja diperlakukan seperti itu. Sementara itu dengan leluasa kedua tanganku bergegas membuka pengait bra mereka berdua. Setelah penutup payudara mereka terbuka, tanganku mulai sibuk meremas-remas kedua gunung kembar mereka.

Beberapa menit kemudian, Tutut mulai membuka celana dalamnya. Lalu ia mengarahkan vaginanya ke mulutku. Oh aku mengerti. Kini gantian aku yang harus menghisap bagian liang kewanitaannya. Seumur hidupku sebenarnya aku belum pernah melakukannya. Aku takut karena baunya yang tidak sedap. Ternyata perkiraanku salah. Saat kuendus baunya, ternyata vagina si Tutut terasa amat wangi. Karena baunya menyenangkan, aku pun menjulurkan lidahku ke liang kemaluannya. Lidahku berputar-putar masuk keluar di sekitar vaginanya.

Sementara itu, Gita masih terus mengulum dan mengisap penisku. Kemudian tanpa dikomando, ia pun melepaskan CD-nya dan langsung duduk di atas perutku. Dengan lembut tangan kirinya meraih penis tegakku lalu pelan-pelan dimasukkannya ke dalam liang senggamanya.
"Bless... bless... bless..!" terdengar suara kulit penisku bergesekan dengan kulit vaginanya saat ia mulai turun naik di atas tubuhku.
Aku jadi merem melek dibuatnya. Kenikmatan yang luar biasa. Ia juga terlihat terangsang berat. Tangan kanannya memegang payudara kanannya sementara matanya terpejam dan lidahnya seperti bergerak keluar masuk dan memutar. Dari mulutnya terdengar suara erangan seorang wanita yang sedang dilanda kenikmatan hebat.

Rupanya si Tutut tidak mau kalah atau tidak dapat bagian. Ia mendekati Gita yang sedang bergerak dengan asyiknya di atas perutku. Gita pun mengerti. Ia turun dari perutku dan menyerahkan penisku kepada Tutut. Dengan raut wajah terlihat senang, Tutut pun duduk di atas penisku. Yang lebih gilanya lagi, gerakannya bukan saja naik-turun atau memutar, tapi maju mundur. Wah.., aku jadi tambah terangsang nih jadinya. Dengan sengaja aku bangkit. Lalu kucium dan kuemut payudara kembarnya itu.

Dua puluh menit berlalu, tapi 'pertempuran' 2 in 1 ini belum juga akan berakhir. Setelah Tutut puas, aku segera menyuruh keduanya untuk berjongkok. Aku akan menyetubuhi mereka dengan gaya doggy style. Konon gaya inilah yang paling disukai oleh para montir wanita yang biasa bekerja di bengkel-bengkel mobil bila ngeseks. Aku mengarahkan penisku pertama-tama ke liang kenikmatan Gita dan tanpa ampun lagi penis itu masuk seluruhnya.
"Bless! Jeb! Jeb..!"
Kepala Gita terlihat naik turun seirama dengan tusukanku yang maju mundur.

Tiba-tiba saja Gita memegang bagian kepala ranjang dengan kuatnya.
"Uh..! Uh..! Uh..! Aku mau keluar, Mas..!" erangnya dengan suara tertahan.
Rupanya ia orgasme. Lalu aku pun mencabut penisku yang basah oleh cairan kemaluannya Gita dan kumasukkan ke vagina Tutut. Perlu kalian tahu, vagina Tutut ternyata lebih liat dan agak sulit ditembus dibanding punyanya Gita. Mungkin Tutut jarang ngeseks, walau aku yakin betul kedua-duanya jelas-jelas sudah tidak perawan lagi.

Begitu penisku amblas ke dalam vagina Tutut, penisku seperti disedot dan diputar. Sambil memegang pantat Tutut yang amat besar dan putih mulus, aku terus saja maju mundur menyerang lubang kenikmatan Tutut dari belakang. Hampir saja aku ejakulasi dari tadi. Untung saja aku dapat menahannya. Aku tidak mau kalah duluan. Sepuluh menit berlalu, tapi Tutut belum juga orgasme. Maka kubaringkan dia sekali lagi, dan aku akan menusuk vaginanya dengan gaya konvensional. Seperti biasa, ia berada di bawahku dan kedua kakinya menjepit punggungku. Aku dapat naik turun di atas tubuhnya dengan posisi seperti segitiga siku-siku. Matanya merem melek merasakan kedahsyatan penis ajaibku.

Permainanku diimbangi dengan usahaku untuk mengulum puting payudaranya yang besar dan kenyal. Ternyata dengan mengulum payudara itu, spaningku semakin naik. Penisku terasa semakin membesar di dalam kemaluannya Tutut. Dan tiba-tiba.., sesuatu sepertinya akan lepas dari tubuhku.
"Crot..! Crot..! Crot..!" aku mengalami ejakulasi luar dahsyatnya.
Sebanyak dua belas kali *an maniku berhamburan di dalam vaginanya Tutut. Aku pun lemas di atas tubuhnya.

Saat aku sudah tertidur di atas kasur empuk itu, tanpa setahuku Tutut dan Gita cepat-cepat mengenakan pakaiannya kembali dan kemudian pergi entah ke mana. Lalu kudengar langkah seorang pria berjalan masuk ke kamar itu. Ia mendekati ranjang dan membangunkanku.
"Van.., bangun, Van..!" tangannya yang kekar terasa menggoyangkan punggungku yang telanjang.
Saat aku membuka mata, ternyata Paman!
"Lho, Paman.., bukankah Paman tadi udah pulang bersama Bibi dan adik-adik..?"

Ia menjawab sambil mengganggukkan kepala, "Benar, Ivan... kedua wanita tadi adalah pegawai-pegawai Paman sebenarnya... Mereka berdua Paman suruh men'servis' kamu karena Paman dan Bibi tidak sempat memberimu hadiah ultahmu ke 28 bulan yang lalu, jadi itu hadiahnya. Dan mengenai mobil Panther itu, Paman sengaja mengotak-atik kabel mesinnya, lalu kuajarkan si Sri Hadiyanti dan Regita Cahyani itu untuk membetulkannya. Anggap aja kejutan ya, Van... tapi kamu puas kan atas pelayanan mereka berdua? Jangan kuatir.., selama kau berada di sini, Paman mempersilakan kamu mengencani mereka sampai kamu bosan. Kebetulan kan tiap hari mereka masuk kerja. He-he-he-he..."

Wah.., pengalaman tidak terlupakan nih! Memang sejak itu, selama 15 hari aku berada di Malang dalam rangka libur semesteran kuliahku di Amerika, aku sepertinya tidak bosan-bosan melayani kencan seks kedua gadis seksi itu. Setiap kali kami selesai melakukannya, Gita selalu berkata, "Mas Ivan... kami belum pernah merasakan penis yang begitu hebat dan perkasa menerobos vagina kami.., biasanya kalo tamu Pamanmu, mereka baru 1 menit udah KO! Tapi kau kuat sekali... bisa sampai dua setengah jam... minum apa sih, Mas..?"
Setiap kali ditanya begitu, aku hanya tersenyum simpul dan menjawab, "Ada deh..."
Keduanya menatap keheranan.

Menggoda Anak Belasan Tahun #4

Aku tersenyum saat aku mendapat bisikan dari seorang teman yang bertanda kerumahku. Mulanya aku tak percaya, kalau seorang anakberusia 13 tahun sedang mengintipku. Tapi setelah menyaksikan sendiri, aku baru percaya. Dia adalah Dullah. Nama lengkapnya aku tidak tau. Tapi apa perduliku dengan nama lengkapnya. Aku pun tersenyum lagi setelah aku melihatnya mengintipku. Aku memang duduk sembarangan dan daster miniku membuat pahaku tersingkap.
"Boleh juga, tuh. Iseng-iseng berhadiah" kata temanku mengggodaku. Aku membantahnya. Tak mungkin aku menggoda anak kecilberusia 13 tahun, walau tubuhnya tingi dan sedikit kurus, berkulit putih mulus dengan rambunya yang lurus.
Setelah temanku pulang, malah pikiranku kacau. Aku melihat keberanian anak itu, mengintipku dari jarak lima meter. Kembali aku tersenyum. Apa mungkin, aku akan bermain sex dengan anak itu? Kerjanya terus menerus main sepeda mini, memutar-mutar sepedanya seperti akrobat? Hal ini membuat pikiranku menjadi kotor. Kenapa tidak? Boleh coba kan, batinku.
Kuangkat kakiku dan aku memperlihatkan pahaku yang mulus, antara kelihatan celana dalam dan tidak. Aku mengukurnya. Jelas kulihat matanya melirik dan aku tersenyum padanya. Eh... anak ini malah membalas senyumku.
Aku pun melambainya agar datang. Dengan cepat sepedanya, dirapatkannya ke halaman rumahku. Dengan tak gentar dia datang dan bersapa.
"Ada apa tante?"
"Kalau aku surtuh membelikan sesuatu maugak?" tanyaku. Dia mengangguk. Kuminta dia membeli gado-gado dua bungkus. Dia adalah anak seorang supir dengan kehidupan yang pas-pasan. Dengan cepat dia melarikan sepedanya. Tak lama dia kembali membawa dua bungkus gado-gado. Kuajar dia memasukkan sepedanya ke dalam rumah dan kubawa dia masuk. Kami duduk di taman belakangrumahku, memakan gado-gado. Sembari makan, aku memasang aksi, memperlihatkan pahaku sampai ke pangkal pahaku. Kulirik, dia mulai gelisah. AKu tahu dia mulai horney. Dalam hati aku tersenyum.
Usai makan, kusuruh dia mandi ke kamar mandi yang bersih. Anak ini mau saja.
Usai mandi, aku memanggilnya. Langsung kupeluk dan aku tau dia terkejut. Kucium bibirnya, membuat dirinya semakin terkejut.
"Kamuterus mengintip paha tante, kenapa sekarang kamu justru jadi ketakutan?" tanyaku lembut. Dullah diam saja.
"Ah... kamu ini seperti tidak laki-laki saja. Buktikan domng, kalau kamu anak laki-laki," serangku merendahkan harga dirinya. Lagi-lagi dia diam. Kutanya sekolahnya. Katanya, jia sekolah terus, seharusnya dia sudah kelas dua SMP. Aku tersenyum dan berjanji akan menyekolahkannya.
Kuraba kemaluannya dari balik celananya. AKu merasakan sesuatu yang mengeras. Tapi Dullah menarik dirinya. Untung aku masih memeluknya dan tak kubiarkan dia lepas. Aku trakut dia bercerita kepada orang lain, jadi dia harus aku tuntaskan. Tentu dengan rayuan mautku, aku berhasil melapas celananya. Langsung kukulum burungnya ke dalam mulutku dan dia mulai merasakan enaknya. Aku mulai menyatakan diriku berhasil. Sembari mengulum burungnya, aku melepas celana dalamku. Setelah lepas, aku membimbingnya untuk tidur di lantai. Kukankangi tubuhnya dan kutuntun burungnya ke dalam lubang nikmatku.
Akju melihat dia mulai menutup matanya, untuk menikmati kehangatan liangku. Perlahan aku memainkannya dari atas. Dan... aku merasakan *an spemanya dalam liangku. Busyet.... batinku. Tapi aku tersenyum, tak mau membuatnya kecewa. Jurus maut kembali aku mainkan, dengan memuji-mujinya setinggi langit.
"Tak sangka, kalau kamu benar-benar seorang laki-laki perkasa," pujiku. Dia tersenyum lau.
"Bagaimamna enak?" sapaku, saat kemaluannya mengcil dan meluncur keluar dari liangku. Lagi-lagi dia tersenyum dan tertunduk, tak berani menatapku.
"Jangan malu, dong. Kamu ini kan sudah jadi laki-laki sempurna?" pujiku lagi.
Setelahg membersihkan diri di kamar mandi, aku memberinya uang Rp. 10.000,- Aku melihat dia sangat senang menerimanya. Kami buat sumpah, kalau Dullah, tak boleh bercerita kepada siapapun. Jika diabercerita, maka dia akan ditangkap polisi. Dullah mengangguk. Aku minta Dullah untuk datang lagi besok sore dan kami boleh buat kenikmatan lagi. Dia setuju. Saat keluar dari halaman rumah, langsung dia larikan sepedanya sekencang mungkin.
Dullah sudah mondar-mandir di halaman rumahku. Aku beru ingat, kalau kemarin, kami berjanji. Cepat kubukapintu rumah dan aku mengedipkan mataku. Matanya celingak-celinguk melihat sekitar.Setelah dia merasa aman, dia langsung memasuki rumahku dengan sepedanya. Dengan sigap pula dia menutup pintu dan menguncinya. Aku tersenyu. Anak pinar bisikku dalam hati. Kali ini, Dullah, justru sudah mandi dan bersih. Aku mencium aroma lifebuoy dari tubuhnya.
Uuuhhh... senyumnya mengembang. Langsung dia kupeluk. Pujianku kembali mengumbar.
"Kamu hebat. Kamu laki-laki perkasa yang hebat. Luar biasa..."pujiku. Dia tersenyum. Aku duduk di kursi makan dan kupeluk dirinya yang masih berdiri lali kucium bibirnya. Aku mengajarinya, bagaimana mengulum bibir dan lidah dipermainkan dalam mulut. Aku mengajarinya, bagaimana mengemut tetekku. Terakhir aku mengajarinya, bagaimana menjilati memekku dan mengemut kentitku. Ada satu jam lamanya aku mengajrinya.
Aku naik ke meja makan dan menelentangkan tubuhku. Aku minta dia menjilati memekku dan mempermainkan klentitku. Sampai aku orgasme. Setelah aku puas, aku trurun ke lantai dan kuminta dia menaiki tubuhku dan menuntun burungnya memasuki liangku.
Dullah mengenkotku dari atas sembari kuarahkan mulutnya untuk mengemut pentik tetekku. Kubisiki dia, agar tak buru-buru. Agar dia menikmati setiap genjotannya. Akhirnya aku pun tak mampu membendung nikmatku. Aku mencari dan terus mencari nikmatku sendiri, karena aku takut didahului olehnya. Aku pun menemukannya dan menjepit sekuatku pinggangnya dengan kedua kakiku. Aku merasakan *an spermanya yang hangat dalam liangku. Kami berpelukan dan kami mendapatkan kenikmatan kami.
Lagi-lagi aku menyerahkan uang Rp. 10.000,- padanya. Tiga kali seminggu dia datang untuk memuaskan dirinya dan mendapatkan uang Rp. 10.000 dariku. Sampai suatu hari ibunya datang dan mengucapkan terima kasih padaku, kalau aku begitu menyayangi Dullah dan ibunya malahbersedia, kalau Dullahboleh tinggaldi rumahku untuk membantu-bantu di rumahku. Mulanya darahku terkesiap juga, tapi setelah semuanya lancar aku pun senang. Jadiulah Dullah tingal di rumahku dan aku membaiayai sekolahnya.

Menggoda Anak Belasan Tahun #3

Williem sudah semakin pintar dan aku sudah bersetubuh sembilan kali dengannya. Aku sudah memberinya HP Nexian Rp. 400.000,- Makan minum, beli kaos dan hadiah kecil lainnya.
Kali ini aku mau bercerita dengan pasanganku yang baru. Rumahku harus direnovasi dan di cat, karena udah dekat puasa dan setelahnya akan lebaran. Aku memanggil seorang tukang. Nyatanya dia ditemani oleh anaknya yang outus sekolah. Mereka mulai memebetuli genting dan saluran air. Aku tau, anaknya yang bernama Joko mulai melirih ke pahaku saat aku menjemur pakaian di halaman belakang rumah yang didindingi dengan betul setingi tiga meter.
Saat aku lintas di sisinya, tinggi kami sama, walau usia baru 13 tahun. Ayahnya ada di atas genting dan Joko melayani permintaan ayahnya dari bawah seperti melempar genting ke atas dan pekerjaan kecil lainnya.
Aku pura-pura tak tahu saja, matanya jejelatan. Kubiarkan saja. Tubuhnya kelihatan sudah mulai berotot, karena mungkin dipaksa kerja. Kulitnya hitam dan rambutnya dipangkas cepak.
Aku kembali ke luar membawa ember cucian, karena pembantu tidak masuk dengan alasan sakit. Sengaja kulonggarkan kimonoku dan kuikat agak terbuka agar betisdan pahaku yang putih mulus samar terlihat. Aku tahu, dia sudah punya libido dan rasa ingin tahu anak seperti itu, pasti tinggi.
Pukul 12.00 mereka istirahat dan ayahnya mengajak Jok pulang untuk makan siang karena rumah mereka hanya 200 meter dari rumahku. Saat itu aku mintya tolong agar Joko membeli sesuatu dan akan menyusul ayahnya. Ayahnya tampak setuju. Maklumlah mengambil hati agar aku tetap memakainya dalam perbaikan-perbaikan kecil di rumahku.
Saat ayahnya pulang, aku menyuruh Joko membeli minyak tanah ke warung. Dengan cepat Joko membelinya, padahal sebenarnya aku tidak membutuhkannya, kecuali mati lampu untuk masak lampu templok.
Saat dia pulang, aku sengajaduduk di kursi belakang dengan kaki kuangkat sebelah ke atas kursi agar celana dalamku kelihatan dan pahaku keihatan dengan telak. Kulihat Joko naik turun jakunnya.
Aku biarkan saja.
Tak lama Joko mendekatiku. Nampaknya matanya sangat tajam dan kulihat dia sudah mulai gelap mata. Aku pura-pura tak tahu saja. Aku yang kuimpikan menjadi kenyataan. Joko langsung memelukku dan meremas tetekku. Aku pura-pura terkejut.
"Jangan Ko, nanti ketahua ayahmu," pintaku seperti tak setuju.
Nampaknya dia tak perduli. Anak usia 13 tahun, begitu beraninya, batinku. Saat aku dipeluknya sebelah t anganku bekerja secata lembut, seakan menolak perbuatannya, tapi sebenarnya aku melepas tali komonoku. Komonoku pun terlepas dan terkuaklah tubuhku, tanpa bra, kecuali celana dalam saja. Saat Joko memelukku kupermainkqn bahuku, agar Komonoku terlepas dan blasss... aku tinggal memakai celana dalam saja.
Pura-pura aku menolaknya, padahal aku ingin tahu bagaimana penisnya.
"Duh... Joko, ntar ketahuan bapakmu gimana ni? Malukan?" kataku seakan tersendat-sendat di kerongkongan. Bukannya Joko diam, malah melepas celananya sampai penisnya kelihatan aberdiri. Kali ini aku memangterkejut, melihat penisnya yang lebih besar dari usianya. Dalam benakku, setidaknya Joko sudah terbiasa onani. Kulihaturat-urat pada penisnya biru kemerahan.
"Ibu mau diapain, Jo? Malu Ko nanti ketahuan," kataku seakan menolak tapi aku membiarkan saja apa yang dialakukan pada diriku. Celanaku dia turunkan, hingga aku sudah bugil, sementara Joko hanya celananya saja yang lepas.
Aku direnggutnya hingga aku tertidur di lantai. Cepat Joko menindihku dari atas. Perlahan kukangkangkan kedua pahaku.
"Cepat dong, nanti ketahuan. Ah kamu sih..." bisikku seperti ketakutan. Joko nafasnya sudah tak teratur. Tanpa tangan kuarahkan agar penisnya memasuki vaginaku. Dan bles, penisnya memasuki vaginaku. Kurasakan Joko seperti kesetanan menyetubuhiku dan memompaku dari atas. Aku pura-pura ketakutan saja.
"Ah... kamu kok begini, Ko?"
Joko tetap diam dan terus memompaku dengan cepat sampai akhirnya spermanya keluar dan akhirnya dia lemas. Setelajh dicabutnya penisnya, dia cepat memakai celananya dan meninggalkanku tanpa sepatah katapun.
"Bajingan," bisikku. Tapi aku mengerti, dia masih hijau. Bahkan hijau pucuk daun. Hahahaha...
Pukul 14.00 lebih dikit, Joko dan ayahnya kembali datang. Merejka amenyiapkan segala sesuatunya, kemudian ayahnya naik ke atas genting sementara Joko di bawah. Kulepas celana dalamku, hingga yang yang kupakai hanya komono saja. Jika ayahnya turun ke bawah, aku langsung berlari masuk kamar. Saat ayahnya di atas, aku berdiri di pintu dan memperlihatkan kepada Joko senyumku. Joko tersipu. Sedikit demi sedikit kusingkap komonoku memamerkan bulu-bulu kemaluanku. Joko meliriknya berkali-kali dan aku tersenyum. Saat Joko melihatku, aku mengejeknya dengan menjulurkan lidahku. Joko mendekatiku. Aku sengaja membuatnya marah. Remaja alias ABG hanya dua kuncinya. Memujinya setinggi langit atau membuatnya marah seakan tyak berharga. Dengan marahnya dia akan nekad berbuat sesuatu, apalagi laki-laki.
"Bapakmu lagi di atas, berani gak?" bisikku. Saat ngomong begitu, ayahnya memanggilnya meminta agar Joko naik tangga membawa seuatu. Cepat Joko melompat dan menaiki tangga, kemudian turun lagi. Kermbali dia kulambai agar datang. Saat datang kueluk penisnya. Berkali-kali sampai penisnya berdiri. Cepat kuturunkan celananya dan kukdudukan dia di kurisi kecil. Kukangkangi tubuhnya dan kuarahkan penisnya memasuki vaginaku. Cepat aku menggoyangnya dan mulutnya kuarahkan mengisapi tetekku saat ayahnya bekerja keras di atas genting, kami bekerja keras di bawah. Sampai akhirnya spermanya muncrat beberapa kali dan dia segera memakai celananya tanpa sempat membersihkannya. Aku tersenyum padanya dan menjulurkan lidahku mengejeknya, sembari menunjuukan kelingkongku, yang artinya diatidak hebat.
Saat mereka pulang sore hari, aku sempat berbisik pada Joko, agar dia datang ke rumahku pukul 20.00 dari pintu samping. Ketuk jendelaku beberapa kali, agar aku membuka pintu samping. Tak kutunggu jawabannya.
Saat aku duduka di teras depan rumah, kulihat Joko mengendap-endap di samping rumahku,. Setelah lihat kiti dan kanan dan mungkin merasa aman, dia menyelinap kesamping. Saat itu aku segera memasuki rumah dan mengunci pintu depan dan mematikan rampu ruang tamu. Cepat aku ke samping dan membukapintu samping. Begitu dia masuk, kami mengunci pintu. Kulepas komonoku dan aku sudah telanjang bulat.
"Kamu telanjang juga dong..."bisikku. Dia juga seperti tergesa-gesa membuka pakaiannya sampai bugil. Warna kulit kami sangat kontras. Hitam-putih.
"Kamau jangan tergesa-gesa dong. Ayo isap tetek ibu dulu sepuasmu," kataku. Dia mulai mengisap tetekku dan aku mengelus-elus puunggungnya Kemudian aku meminta menjilati vaginaku. Dia menatapku.
"Heh... menjilat aja gak berani. Laki-laki apa kamu?" aku sengaja menghejeknya dan memojokkannya. Lagi dia tatyap wajahku di keremangan lampu.
"Ayo dicoba. Berani gak?" tanyaku. Aku menelentangkan tubuhku di atas meraja makan dan mengangkangkan kedua kakiku.
"Ayo... kalau kamu laki-laki!" tantangku mengecirkan dirinya. Dia mendekat. Mungkin terseninggung sekali atas ejekanku. Kutangkap kepalanya dan kuarahkan mulutnya ke vaginaku. Dia mulai menjilati vaginaku. Aku mengajarinya, bagfaimana cara menjilat dan apa y ang harus dijilat. Aku memag sudah mencuci bersih vaginaku dan pada bulunya aku semportkan sekali farvun, hingga membuat aromanya jadi nano-nano.
Makin lama jilatannya semakin bagus dan aku meminta dia mempertahaqkankan jilatan seperti itu. Aku mulau menikmatinya sampai akhirnya aku orgasme. Kasihan Joko, dia belum orgasme. Aku turun ke lantas dan merebahkan diriku di lantai hanya dengan beralaskan komonoku yang kukembangkan. Jokopun menindih tubuhku dari atas dan memasukkan penisnya.
Lain orang lain sifatnya. Joko kelihatannya semuanya mau cepat dan buru-buru serta sedikit kasar. Tapi aku suka pada kekasarannya, karean tusukannya dalam vaginaku menjadi lebih keras.
Aku berpura-pura kewalahan, walau sebenarnya aku sudah orgasme. Lama kelamaan aku jadi menikmatinya juga. Aku tahu, sebentar lagi Joko pasti akan orgasme. Aku tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Aku pun mujlai mengimbanginya dan mencari kenikmatanku.
Akhirnya aku mendapatkannya. Aku mempertahankan goyanganku dan mengimbangi kekasaran Joko.
Kami mendapatkan puncak yang kami nikmati. Joko melepaskan spermanya. Saat berkali-kali dia melepaskan spermanya,. dia mau mencabur penisnya. Aku menahannya dewngan menjepitkan kedua kakiku di pinggangnya dan aku mengonggoyangnya dari bawah, sampai aku orgasme.
Kusuruh Joko mencuci penmisnya di kamar mandi sementara aku ke kamarku mengambil uang. Saat dia mau keluar dari rumah, aku menyelipkan uang itu ke tangannya. Rp. 20 ribu.
"Terima kasih banyak ya Bu..." katanya berkali-kali. Nampak dia senang sekali menerima uang Rp. 20.000 itu. Mungkin dalam pikirannya, sudah dapat ngentot, dapat uang lagi. Baginya takaran Rp. 20.000 itu sudah cukup besar. Sejak itu, saat aku membutuhkannya aku cuyku pmembisikkan padanya saat kami berpapasan. Kemudian kami pakai jadwal Selasa dan jumat malam.
Tak ada yang tahu. Joko pun sudah pintar dengan berbagai versi untuk memuaskan dirinya . Dia merasa dia memuaskan dirinya, karena dia tidak pernah tahu, kalau apa yang kuajario padanya, sebenarnya untukamemuaskan diriku.

Menggoda Anak Belasan Tahun #2

Setelah mungkin bvelasan kali bersetubuh dengan Hendra, aku jadi ketagihan mencari anak tetangga yang lain. Bahkan anak-anak yang suka mangkal di taman, di mall dan gerombolan anak-anak remaja lainnya. Mulanya aku merasa lucu, apa sih enaknya bersetubuh dan berpacaran serta bercinta dengan anak remaja? Ternyata punya keasyikan tersendiri. Selain kita merasa dirinya tetap awet, juga kita merasa segar, bercerita dengan mereka, seakan kita kembali remaja. Hal ini mungkin memperngaruhi psikologi kita. Apalagi, kalau dapat anak ABG yang baru pertama kali bersenggama bahkan pertama kali berciuman. Asyik lho. Gak percaya, boleh coba.
Kubawa mobilku memasuki halaman mall dikotaku. Aku berjalan dengan mataku yang jelalatan. Aku melihat seorang anak muda, masih memakai seragam biru-putih. Artinya masih SMP. Modalnya ringan. Pertama-tama, royallah memuji dirinya dan angkat dia setingi langit. Kemudian ajakmakan dan minum, lalui berikan perhatian. Gampang kan?
Anak itu kuketaui bernama Williem. Putih lebih tinggi dari teman-temannya, karena dia suka basket. Kulitnya bersih dan mudah tersenyum. Dia bersama dengan seorang temannya. Aku tau mereka bolos sekolah.
Aku dudukdi sebuahsudut cafe yang ada dan kuperhatikan anak itu. Saat mereka lintas takjauh dariku aku melambai mereka. Keduanya mendekat.
"Kenapa gak sekolah sayang..." rayuku.
"Dari pada keluyuran takmenentu, ayo sini duduk dekat tante. Mau minum apa?" rayuku. Aku memberanikan diri. Karena pertama kali aku operasi di mall dan plaza-plaza, seperti kebanyakan teman-temanku. Tapi aku tak mau ikut mereka. Aku lebih suka operasi sendirian aja.
Mereka pun dududk malu-malu di depanku. Kuminta jus wortel duagelas lagi. Pelayanpun mengangguk dan tak lama minuman pesananku itu tiba. Kuputar otakku dengan cepat. Kuminta teman William membelikan aku rokok dan menyerahkan uang. Teman Williem segera angkat kakki mencarirokok yang aku pesan. Kumanfaatkan keadaan secepatnya.
"Kamu kelihatan dewasa sekali sayang..." kataku setelah mengetahui namanya Williem. Dia tersenyum.
" Sebagai laki-laki dewasa dan laki-laki yang dewasa, pasti bisa jaga rahasia,"kataku. Dia menatap wajahku atas pujianku. Akutau, kalau diamulai senang atas pujianku.
"Berapa nomor HP-mu?" rayuku. Dia mengeluarkan HPnya dan menyebut nomernya. Aku mencatat nomornya dan aku berjanji akan menggantio HP nya dengan yang lebih bagus lagi nanti. Kumiscall ke HP nya dan ternyata bebar.
"Itu no HP tante," kataku dan memesankan padanya, kalau rahasia harus dijaga sebagai laki-laki yang jantan dan menjelang dewasa. Aku bilang, kalau sebenarnya laki-laki adalah kehebatannya menjagarahasia pribadi. Dia tersenyum. Kutrekan tuts HP ku dan mengirimkannya SMS. Sebagai laki-laki, aku yakin, kamu pasti punyacara untuk meninggalkan temanmu dan kita boleh pergi jalan berdua. Kulihat dia membaca SMS ku saat temannya mulai mendekati tempat kami. Dia tersenyum membaca SMS dan langsung dibalasnya.
"Gampang." singakt sekali balasannya. Aku tersenyum.
"OK. Kalau begitu segerabuktikan. AKu mau tahu, apakah kamu memang seorang laki-laki yang sudah dewasa atau menuju dewasa." Kukirimkan lagi SMS itu. Williem membacanya. Aku melihat dahinya berkerut. Anak yang suka bolos, pasti panjang akalnya, batinku.
"Aku sakit perut ni. Rasanya mules sekali. Tante mau gak antar aku kerumah. Biar mama yang antar aku kerumah sakit?" Williem mengatakan pdaku seakan dia serius sakit perut. Kulihat temannya seperti bingung.
"Ya udah... tante antar kerumahmu atau ke rumah sakit sekalian," kataku.
"Kamu jangan cerita dan datang ke rumahku ya. Nanti kalau udah aman aku SMS kamu. Nanti ketahuan ama mama, kalau kita cabut," katanya pada temannya. Temannya mengangguk. KJuserahkan uang Rp. 50.000 pada temannya agar dia boleh bersenang-senang menikmati cabut sekolahnya. Kelihatan temannya itu senang. Aku sengaja membimbing Williem bangkit dari tempat dudukmnya. Aku melihat Willem begitu bagus beracting. Dalam hati aku tersenyum. Kami menuruni escalator ke tempat parkir. Setelah di dalam mobil kembali aku memujinya.
"Kamu benar-benar hebat sayang. Tante percaya, kalau kamu adalah laki-laki dewasa yang sempurna," kataku sembari mengecup pipinya. Kulihat Williem bangga atas pujianku. Kujalankan mobill menuruni jalan tempat parkir yang berputar-putar di mall itu.
"Menurutmu kita kemana? Ke puncak cariudara segar atau kemana?" tanyaku, tapi aku sengaja menekankan kata puncak.
"Baiknya memang ke puncak, asal pukul 14.00 aku sudah bisa sampai di rumah," katanya menyarankan. Wah... anak ini memang petualang juga pikirku. Katanya dia kelas 3 SMP dan aberusia 15 tahun.
Kutekan gas mobil memasuki tol dan dalam waktu satu jam kami sudah sampai di sebuah villa kecil yang murah. Befgitu mobil memasuki garasi, kutuntun dia naik ke lantai atas. Kuajak dia duduk di teras belakang menikmati suasana alam.
"Kamu memang seorang yang sangat romantis, suka pada alam," pujiku. Lalu dia pun bercerita bagaimana alam itu penting bagi manusia. Saat dia bercerita tak ubahnya seperti seorang profesor berceramah, aku terus memujinya sebagai anak pintar. Dia bangga.
Begitu pelayan turun dan menyerahkan uang makanan kami sekaligus uang kamar agar nanti perginya tak perlu melapor lagi, langsung kupeluk Williem dan menecup pipinya. Aku sengaja merapatkan buah dadaku ke tubuhnya dan mengelus punggungnya. KUtarik tangannya agar naik ke pangkuanku.
Yahhh... namanya pemula yang berpura-pura jadi anak dewasa, aku merasakan kecanggungannya. Akhirnya dia mau juga berada dipangkuanku. Kedua kakinya mengangkangi kedua kakiku dan aku memeluknya, hingga dada kamu merapat. Aku senagaja secara halus menggeliat, agar ada aliras dari buah dadaku kedadanya. Aku terus mengelus punggungnya sembari memujinya.
"Kamu pasti punyapacar dan pasti cantik. Siapa sih perempuan berpacaran denganmu yang ganteng begini?" biskku memuji. Williem diam saja tapi aku tau dia mendengar pujianku.
"Pasti kamu juga sudah mahir berciuman. Orang yag memiliki pacar yang banyak, tak mungkin tak pintar berciuman," kataku pula. Lagi-lagi Williem diam. Kuarahkan bibirku ke bibirnya dan aku mengecup bibirnya. Langsung kuisap-isap bibirnya dengan lembut. Lama kelamaan, mungkin naluri, Williem membalas isapan bibirku di bibirnya. saat dia mulai merasakan nikmatnya berkecupan, aku menarik bibirku.
"Kan benar. Apa yang tante duga benar. Kamu ternyata laki-laki yang hebat berciuman," pujiku lagi. Aku tau dia mulai kecewa, karena aku mengeluarkan vbibirnya dari kulumanku. Kemudian aku kembali lagi mengecunya dan mulai perlahan menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Kukorek lidahnya dengan lidahku, lalu aku mulai mengisap-isap lidahnya dan bergantian aku mejulurkan lidahku. Williem mulai mengisap lidahku. Aku berpura-pura mendesah menikmatinya. Williem pun semakin bersemangat mempermainkan lidahku. Kuarahkan tangannya ke tetekku setelah aku melepas kancing bajuku.
"Kamu pandaikan mengisap tetek? Isap dong diisap tetek Tante, pasti kamu hebat dan mampu membuat tante nikmat," pujiku lagi, lalu mengeluarkan tetekku dari bra. Kuarahkan mulutnya ke tetekku dan dia mulai mengulum, lalu mengisapnya. Bergantian tetekku kuarahkan untukdiisapnya.
Wah... anak ini, pasti tidak lama mengajarinya, batinku. Kuelus-elus penisnya dari luar celananya. Aku dapat merasakan penisnya sudah mengeras. Aku takut, begitu memasuki vaginaku dia sudah muncrat.
Kuminta Willem berdiri di hadapanku dan aku melepas celana. Kuturunkan celananya dan sekalian celana dalamnya sampai lutut. Mulanya dia seperti malu.
Langsung aku bergumam memuji-muji penisnya.
"Wau... luar biasa. Kamu benar-benar laki-laki jantan yang sempurna," kataku memuji, seakan aku berkata pada diriku sendiri sembari mengelus penisnya.
Kurapatkan mulutku dan langsung kukulum penisnya. Kupermainkan lidahku pada penisnya. Kuremas-remas dan kuelus buah pantatnya yang putih mulus.
"Enak kan?" bisikku. Aku tak butuh jawabannya, karena aku tahu dia pasti merasa nikmat. Aku tahu dia mau muncrat, karena dia mulai meraba kepalaku bahkan dia mulai menekan penisnya jauh kedalam mulutku. Aku bersorak gembira. Ini adalah awal yang baik, batinku.
Betu. Tak lama aku merasakan spermanya mengalir di tenggorokanku beberapa kali saat dia mulai meremas rambutku. Setelah aku merasakan remasan di rambutku melemah. Aku mengeluarkan penisnya dari mulutku.
"Maaf tante, aku gak sengaja..."
"Huuuu... gak sengaja? Luar biasa kamu sayang. Luar biasa sekali. Kamu benar-benar laki-laki yang jantan dan hebat,"pujiku melambungkannyatingi ke awan.
Dia pun senang. Pukul 12,00 kami keluar dari villa, agar dia tidak terlambat tiba di rumahnya.

Menggoda Anak Belasan Tahun #1

Sebagai janda usia 32 tahun, aku seorang pembohong bila aku tak membutuhkan sex. Aku perempuan normal dan aku masih suka sex. Namun setelah kelahiran anakku yang kedua, (kedua anakku adalah perempuan) aku dan suamiku bercerai baik-baik. Suamiku membutuhkan anaklaki-laki, sementara peranakanku sudah diangkat, untuk menyelamatkan jiwaku dan anak keduaku. Aku bersyukur, suamiku, ketika itu mau mengerti keadaan. Akhirnya aku merelakan untuk dicerai daripada aku dimadu.
Aku mendapatkan santunan besar dari suamiku. Sebuah rumah yang kami bangun bersama, kemudian deposito dan sebuah mobil serta sebuah toko. Biaya sekolah anak-anakku, ditanggung oleh suamiku dan merekabebas bisa bertemu kapan saja suamiku dan anakku mau. Tapi sejak perceraianku secara resmi, aku tak mau digauli oleh suamiku lagi. Aku jaga gengsi, bahwa aku bukan perempuan sembarangan.
Seorang tetanggaku baru saja pindah kekompleks rumah kami dan kami menjadi akrab, karena dia memiliki anaktyunggal dan suaminya jugaseorang yang alim. Mereka super sibuk. Sering keluar kota bersama untuk urusan bisnis dan mereka selalu menitipkan putra tunggalnya Hendra padaku sampai seminggu lamanya.
Hendra suka melirik tubuhku, ketika dia bermain dengan putriku yang masih kelas satu SDdan yang kecilmasih TK. Aku selalu tersenyum, kalau dia mulai melirik belahan dadaku. Saat itu terbersit dihatiku untuk mendapatkan sex dari Henra yang masih berusia 15 tahun dan sudah duduk di kelas 1 SMA. Terkadang aku malu pada diriku sendiri. Haruskah aku bersetubuh dengan anak ingusan itu?
Aku sengaja memakai memakai Kimono sore hari sehabis mandi. Kimono pendek. Dengan rambutku tergerai basah, aku duduk di sofa teras belakang rumah. Aku sengaja membaca majalahwanita di hadapan Hendra yang sibuk bermain sendiri dengan mengokotak-katik radio eksperimennya. Tentu sajabelahan Kimono ku kusengaja tersingkap agar paha putih mulusku terlihat. Terkadang aku sengaja celana dalamku antara terlihat dengan tidak. Seakan-akan dengan gerakan repleks aku menatap wajahnya, seakan tertangkap basah, ketikamemelototi pangkalpahaku. Kemudian aku tersenyum padanya. Hendra tertunduk malu.
"Laaahhh... kenapa musti malu, Hen. Kan kamu sudah dewasa dan gagah lagi," rayuku dengan suara mendayu. Hendra diam dan wajahnya bersemu merah.
"Udah sini duduk dekat tante,"kataku sembari menarik tangannya agar duduk di dekatku. Dengan malu-malu Hendra duduk di sampingku, sementara dua putriku bermain dengan asyiknya di gazebo yang dikelilingi pepohonan bunga warna-warni. Biasa jika dua anak aperempuan bermain, yang mereka mainkan adalah masak-masakan.
"Kenapa musti malu, sayang. Kan kamu laki-laki dan seorang yang gagah,"kataku memuji-muji dirinya. Hendra memang kelihatan gagah. Hendra diam saja. Kulihat di balikcelananya ada benjolan. Artinya penisnya sedang mekar dan mengeras. Cepat aku meraba penis. Hendra sepertio menepis tanganku.
"Malu tante,"katanya.
"Kok malu, kan hanya kita berdua gakada yang ngeliat. Adik-adikmu mana mengerti itu," rayuku lagi.
"Kamu sudah punya pacar belum?" tanyaku. Hendra mengaku sudah. Entahlah, benar atau tidak dia sendiri yang tau.
"Udah percahciuman?" pancingku.
"Udah tante," jawabnya. Aku juga tak mau tau apakah dia bohong atau tidak.
"Bisa ni, tante bukti in, kalau kamu sudah pernah berciuman," bisikku, memancing.
"Ih... buktiin bagaimana tante? Apa aku harus bawa pacarku dan berciuman di depan tante," katanya seperti orang lugu.
"Tidak harus demikian dong. Aku punya cara, untukj mengetahui, apakah kamu bohong atau tidak," kataku merayu lagi.
"Gimana cara tante membuktikannya?"
"Ayo ikut tante," kataku dan bangkit dari tempat duduk. Aku memasuk rumah dan Hendra mengikuti aku. Begitu dia masuk, aku menutup pintu. Langsung dia aku peluk.
"Ayo buktikan, kalau kamu sudah percah berciuman," kataku sembari menarik tengkuknya dan mengecup bibirnya. Hendra terkejut, namun akhirnya dia memberi respons pada kecupan bibirku. Kami berciuman. Bibir kami sudah menyatu. Aku percaya Hendra mungkin saja sudah pernah berciuman atau mendapat keterangan dari teman-temannya. Kulepas ikatan komonoku, hingga Kimonoku terbuka dan aku memang senagaja tidak memakai Bra. Kuarahkan tangannya untuk mengelus tetekku. Aku terus mempermainkan lidahku dalam arongga mulutnya. Kami berciuman dan saling memeluk dan meraba. Sampai akhirnya Hendra melenguk dan memelukku kuat, kemudian melemas. Aku sadar, kalau Hendra sudah orgasme. Cepat sekali. Mungkin karena dia masih hijau, masih pemula. Aku tersenyum dan melepaskan pelukanku, kemudian memperbaiki ikatan Kimono-ku. Saat itu putri bunghsuku mengetuk pintu ingin masuk kerumah. Aku membuka pintu dan kembali duduk di kursi terasa.
Dua hari Hendra tak datanag ke rumah. Setiap kali kami bertatapan mata, dia selalu tertunduk malu. Biasalah, pemula, demikian batrhinku. Tapi bagiku, itu adalah langkah awal yang baik untuk selanjutnya sampai kepada apa yang aku inginkan.
Hari ke tiga, kembali mama dan papanya menitipkan Hendra padaku. Makannya dan semuanya. Bahkan Hendra boleh mengunci rumahnya dan tidur bersama kami di rumahku. Aku tetap santun dan siap menjadi ibu asuh Hendra.
Hendra datang ke rumahku dan kami kembali duduk sore hari di teras belakang rumah. Aku mengajak dia ngobrol entah kemana-mana arah obrolan kami. Akhirnya aku memuji-mujinya, sebagai seorang lelaki tulen dan perkasa serta hebat. Aku menagatakan kehebatannya berciuman.
"Kenapa kamu tak mau mengisap pentil tetek tante, Hen?"
"Apa boleh tante," Hendra bertanya dengan matanya yang berbinar. Horeee.... pancingku sudah mengana, batinku pula.
"Kenapa tidak sayang. Jika tidak ada orang lain, semuanya adalah milikmu. Kamua bebas memperlakukan aku bagaimana saja, asal kamu tidakcerita kepada siapapun juga dan tidak boleh dilihat oleh orang lain," kataku meyakinkannya. Nampak dia senang.
"Apa kamu mau sekarang?" tanyaku. Kedua anakku kebetulan baru saja masuk kamar untuk tidur diang dan aku sudah menyemprot tubuhku dengan farvum kesayanganku. Kulihat Hendra tersenyum.
Kembali kutarik tangannya ke dalam rumah dan aku langsung menguncinya. Aku tau, semua keadaan rumah sudah terkunci, termasuk gerbang. Sudah aman. Kulepas kimono-ku dan aku sudah telanjang, tingga celana dalam min yang melekat di tubuhku.
"Sekarang inilah milikmu. Perbuatlah, seperti apa yang kamu mau," kataku merayu dan mendekatinya serta memeluknya. Kami berciuman kembali. Kuarahkan tangannya meremas tetekku. Setelah puas berciuman, aku arahkan pentil tetekku untuk diisapnya. Kulihat Hendra demikian rakusnya mengisap tetekku dan sebelah tangannya kuarahkan mengelus tetekku yag sebelah lagi. Saat itu, aku memasukkan tanganku ke dalam celananya dan mengelus penisnya. Aku tau Hendra belum berpengalaman dalam hal ini. Aku harus sabar mendidiknya, hingga apa yang kuinginkan bisa terpenuhi.
Aku berhasil melepaskan celananya ke lantai. Tanganku bebas mengelus penisnya.
"huuuhhhh... luar biasa hebatnya kontolmu Hen,"kataku memuji miliknya. Laki-laki kalau dipuji-puji kehebatan miliknya, pasti bangga. Kepalanya pasti langsung membesar. Apalagi laki-laki yang masih remaja.
Hendra diam saja, malah mengganti mulutnya ke pentila tetekku yang satu lagi. Aku pun merintih-rintih kenikmatan secara profesional.
"Kamu hebat sekelai sayang. Kamu hebat," teruskan sayang," bisikku
Hendra terus merabai tubuhku dan tangannya sudah berada di kemaluanku. Bulu-bulu kemaluanku yang kutata rapi bulu-bulunya, membuat rabaan Hendra aku hampir melayang.
"Masukin dong kontolmu ke memek tante, sayang," pintaku seperti merintih dan menjerit kecil secara profesional. Desah nafasku pun kubuat seperti aku sangat membutuhkannya.
"Kontolmu hebat, Hen. Pasti aku akan menjadi sangat puas. Akulah sayang, aku adalah milikmu," kataku menghiba-hiba sedramatis mungkin.
Kutarik dia menindih tubuhku di atas lantai. Kukangkangkan kedua kakiku.
"Masukin sayang..." kataku. Hendra mulai mengarajhkan kontolnya memasuki lubang vaginaku. Berkali-kali meleset. Ingin aku menuntun penisnya memasuki lubang vaginaku. Tapi aku membiarkannya. Sampai akhirnya Hendra duduk dan memegang sendiri penisnya dan mengarahkannya ke dalam lubangku dan menekannya. Tentu saja penisnya cepat menghilang di dalam kveginaku yag sudah basah.
Setelah masuk, aku pun merintih seakan demikian nikmatnya dan demikian gagahnya Hendra.
"Huh... kontolmu hebat sekali sayang. Ayo, pompa yang kuat. Habisi aku. Habisi aku, hajar sepuasmu," rintihku sepeertai aku tak pernah melakukan hal yang seperti itu. Aku merasakan Hendra mulai semangat menghajar diriku. Mulutku terus nyerocos memuji kehebatannya dan seakan aku demikian merasakan keupasan yang tiada taranya. Hendra mencari bibirku dan melumatnya dengan buas dan ganas. Hatiku bersorak, kalau jeratku sudah mengenai korbanku dan tak lama lagi Hendra pasti ketagih dan akan merengek-rengek meminta kepuasan sex dariku.
"Oh... Hen...kekasihku, cintaku... kontolmu hebat sekali sayang. Terus lagi sayang, bagaimana keinginanmu untuk memuaskan dirkku dan dirimu, silahkan. Silahkan sayang," rengekku. Hendra semakin menggila seperti apa yang aku inginkan. Matanya tertutup menikmati sex yang kami lakukan. Lagi-lagi hatiku bersorak, kalau dia sedang menikmatninya. Sebentar lagi dia akan menghiba meminta kenikmatan dariku dan aku mulai memimpin persetubuhan, tanpa setahunya. Aku akan mengajarinya menjilati vaginaku, menjilati anusku dan mempermainkan diriku, seakan itu adalah kehebatannya, padahal akulah sutradaranya.

Jablay

Suatu siang aku iseng nyari makan siang di satu mal. Makan cepat saji yang paling gampang dicari adalah ayam goreng. aku pesan pahe ayam goreng plus kentang plus soft drink dingin. Selesai membayar, aku membawa nampanku mencari tempat duduk yang kosong. Mataku tertumbuk pada sesosok prempuan muda, cantik, seksi dengan tonjolan besar didadanya, tapi disebelahnya ada anak prempuan kecil, mungkin 3 tahunan lah. Dia memakai celana ketat dan tanktop yang juga ketat, toket besarnya ngintip dari belahan tank topnya yang rendah. Walaupun banyak tempat duduk yang kosong aku nimbrung ja di meja dimana prempuan cantik seksi dan anak prempuan itu duduk. "Boleh join kan?" Tanpa menunggu jawabannya aku langsung meletakkan nampanku dimejanya dan duduk. "O, silahkan ja pak". "Cuma berdua saja", pancingku membuka pembicaraan. "Kan ber 3 dengan bapak", jawabnya, wah menangkisnya jago juga ni prempuan, pikirku. "Anaknya? Cantik kaya mamanya". "Bukan pak, bukan anak saya". "O, kirain anaknya, abis nyulik ya", candaku. "Ih bapak bisa aja. Ini anak tetangga, tadi dititipkan ke rumah, katanya mo dijemput lagi siang ini di sini". Dia menyuapi anak itu dengan nasi yang dicampur dengan sop, karena sopnya masi panas, ditiupnya sebentar sebelum disuapkan ke anak itu. Si anak kelakuannya manis banget, gak cerewet maksudku. "Belum punya anak, ato belon nikah?" "Nikah si udah tapi belon dikasi tu ma yang diatas". "Minta dong". "Ya sih, minta tapi gak dilakuin". Wah kliatannya mo curhat neh. "Maksudnya gak dilakuin". "Ya suami aku gak ngelakuin ya mana mo dikasi ma yang diatas kan". "Kok bisa". "Suami kerja dikapal cargo, jadi seringnya diatas kapal katimbang dirumah". "O jadi jablay toh, kasian". "Orang sedih kok malah digoda". "Ya udah, aku ja yang membelai gimana". "Genit ah". Tengah pembicaraan mulai mencair, datanglah seorang prempuan, rupanya ini tetangganya, mo jemput anaknya. aku diem saja, dan dia juga tidak mengenalkan aku kepada tetangganya. Tetangga tau diri juga karena dia mengajak anaknya pergi setelah mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan dia. "Namanya siapa sih". "Aku Sintia, bapak?" "aku menyebutkan namaku, jangan panggil bapak lah, formal amat". "Abis mo dipanggil apa dong, mas aja deh ya. kan semua lelaki Indonesia dianggap jawa". "Maksud kamu". "Iya kadang dah jelas2 namanya Hutagalung dipanggil mas juga". aku tertawa mendengar candanya. "Dah brapa lama nikah?" "ampir 2 tahun mas". "Wah jablaynya dah lama dong ya. Mangnya gak tau kerjaan suami sebelum nikah". "Tau si, cuma gak nyangka ja akan kaya gini". "Ya udah, aku temenin deh hari ini. Abis ini kamu mo kemana?" "Gak kemana2 mas, Mo jalan ja".

Aku menggandengnya meninggalkan tempat makan dan masuk ke toko yang merupakan anchor tenant di mall itu. Kami ngobrol ngalor ngidul ja sembari membunuh waktu. Dia membiarkan aku menggenggam tangannya erat. "Kamu kaya istriku ja ya, jalan gandengan". "Gak apa kan, katanya mas blon nikah?' "Iya sih, kaya orang pacaran ya, padahal kamu istri orang". "Biarin ja, orangnya juga ninggalin aku terus kok". "Pegel nih jalan terus, kamu mo pulang gak?" "Gak ah mas, dirumah juga mo ngapain?" "ketempatku aja yuk". "Mo ngapain ke tempat mas?' "Ya ngobrol, santai ja, kan asik cuma ber 2". "Iya deh". Segera aku menggandengnya ke basement dan meluncurlah mobilku menuju kerumahku.

Sesampai dirumahku,dia duduk didepan tv, tv kunyalakan dan aku mengambil minuman untuknya. "Mas tinggal ndiri ya". "Iya, mo nemenin?" "Mau si, cuman kan aku dah punya suami". "Kalo suaminya pergi ya nemenin aku ja disini". "Maunya". Kebetulan di tv ada siaran ulang debat capres. "Kamu ngikuti debat ini?" tanyaku. "Sambil lalu ja mas, debat cawapres juga ngikuti sambil lalu". "Terus komentar kamu?" "Sayangnya Capres 3 gak berkolaborasi dengan cawapres 1, kalo gak kan setanding dengan calon ke 2 dan pilpresnya bisa 1 putaran kan". "O gitu ya, pandangan kamu luas juga ya". "Iya gak kaya mas, mandangnya cuma ke satu tempat aja nih", katanya menyindirku, yang dari tadi hanya memandangi belahan toketnya yang montok. "Habis kamu seksi sekali si, kok bisa ya suami ninggalin istri yang bahenol kaya gini, pa gak takut istrinya dicolek orang laen". Dia tersenyum manis. "Tadi kamu taen sekali nyuapin tu bocah, dah pantes jadi mami". "Iya si, cuma ya itu problemnya". "Iya jablay".

Dia menanggapi obrolanku dengan santai juga, kadang tanganku mengelus pahanya. "udah gak tahan ya mas", godanya sambil membiarkan tanganku mengelus2 pahanya. Rabaanku semakin lama membuatnya semakin napsu. Dia membuka pahanya agak lebar. Melihat dia mengangkangkan pahanya, tangganku bergerak ke atas ke selangkangannya. Jari2ku mulai mengelus belahan memeknya dari luar. "Mas", katanya, "Aku udah basah mas". "Udah napsu banget ya Sin, aku juga sudah napsu". Rumahnya besar ya mas". "Iya, diblakang ada kolam renangnya, mo renang gak". "Gak bawa baju renang mas". "Tlanjang ja, repot amat si". "Ih si mas, maunya tu". "Kamu juga mau kan". Dihalaman belakang ada kolam renang kecil yang dinaungi oleh rimbunnya pepohonan yang ada. Tembok tinggi menghalangi pandangan orang luar yang mau mengintip ke dalam. Dia langsung saja melepas tanktopnya, kemudian celana ketatnya. Pakaian diletakkan di dipan yang ada dipinggir kolam. Dipan itu ada matras tipisnya dan dipayungi rimbunnya pohon. Aku melotot memandangi tubuhnya yang hanya berbalut daleman bikini. Karena CDnya mini, jembutnya yang lebat
berhamburan dari bagian atas, kiri dan kanan CDnya.

Segera dia mencebur ke kolam, sementara aku membuka kaos dan celananya, sehingga hanya memakai CD. kontolku yang besar, karena sudah ngaceng, tercetak jelas di CDku. Kemudian aku pun nyebur ke kolam, menghampirinya dan memeluknya. Bibirnya kucium, lidah kami saling berbelit. Aku menarik ikatan branya sehingga terlepas, kemudian meremas2 toketnya sambil memlintir pentilnya. Segera pentilnya menjadi keras. "Toketmu kenceng ya Sin, pentilnya gede.", kataku. Dia diam saja sambil menikmati remasanku. kontolku yang keras menekan perutnya. "Mas, ngacengnya sudah keras banget", katanya. "Kita ke dipan yuk" Aku sudah tidak bisa menahan napsuku lagi. Segera dia keluar kolam membawa branya yang sudah dilepas.

Dia telentang didipan, menunggu aku yang juga sudah keluar dari kolam. Aku berbaring disebelahnya, bibirnya kembali kucium dengan penuh napsu dan aku kembali meremas2 toketnya sambil memlintir2 pentilnya. "Isep dong Mas" pintanya sambil menyorongkan toketnya itu ke wajahku. Langsung toketnya kuisep dengan penuh napsu. pentilnya kujilatia."Ohh.. Sstt.." erangnya keenakan. Aku mulai mengelus jembutnya yg nongol keluar dari CDnya, kemudian kususupkan jariku ke dalam CDnya. Jariku langsung menyentuh belahan bibir memeknya dan kugesek-gesekkan dari bawah ke atas. Gesekanku selalu berakhir di itilnya sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. memeknya langsung berlendir, lendir juga membasahi seluruh bagian dinding dalam memeknya. "Oo.. Ooh! Uu.. Uuh!" desahnya sambil menekan tanganku yang satunya untuk terus meremas-remas toketnya. Dia sungguh sudah tidak tahan lagi, "Mas, aku udah gak tahan nih".

Tali ikatan CDnya di kiri dan kanan pinggang kugigit dan kutarik dengan gigiku sehingga terlepas. Kedua kaki kukangkangkan sehingga tampak jelas bulu jembutnya yang lebat. Aku kembali meraba dan mengelus memeknya. Aku menyelipkan jariku ke belahan memeknya yang sudah basah dan menyentuh dinding dalam memeknya. "Mas..! Aduuh! aku sudah enggak tahan, udah pengen dimasukkin", pintanya. Aku tidak langsung memenuhi permintaannya, malah jariku beralih menggosok-gosok itilnya. "Aduuh! mas..nakal!" serunya. Dia pun semakin tidak karuan, diremasnya kontolku yang sudah keras sekali dari luar CDku.

toketnya yang sudah keras sekali terus saja kuremas2, demikian juga pentilnya. "Ayo dong mas dimasukin, aku sudah benar-benar enggak kuu.. at!" rengeknya lagi. Kemudian kumasukkannya jariku ke dalam memeknya yang sudah basah kuyup. Dengan tanpa menemukan kesulitan jariku menyeruak masuk ke dalam memeknya. memeknya langsung kukorek2, dindingnya kugaruk-garuk. Benjolan seukuran ibu jari yang tumbuh di dalam liang memeknya kumainkan dengan ujung jarinya hingga badannya tiba-tiba menggigil keras dan digoyang-goyangkannya pantatnya mengikuti permainan ujung jariku.

Aku menelungkup diselangkangannya dan langsung mengulum bibir memeknya. Cairan yang membasahi sekitar selangkangannya kujilati dan setelah bersih aku kembali mengulum bibir memeknya. Kemudian giliran itilnya mendapat giliran kukulum dan kulumat dengan mulut. Jariku kembali menyeruak masuk ke dalam memeknya, dia benar-benar hampir pingsan. Tubuhnya kembali terguncang hebat, kakinya jadi lemas semua, otot-otot perutnya jadi kejang dan akhirnya dia nyampe, cairan memeknya yang banjir kutampung dengan mulut dan tanpa sedikit pun merasa jijik kutelan semuanya. Dia menghela napas panjang, aku masih dengan lahapnya melumat memeknya sampai akhirnya selangkangannya benar-benar bersih kembali. memeknya terus kuusap2, demikian juga itilnya sehingga napsunya bangkit kembali. "Terus Mas.. Enak.." desahnya. "Ayo dong Mas.. aku udah gak tahan". tetapi aku masih tetap saja menjilati dan menghisap itilnya sambil meremas2 toket dan pentilnya.

Aku melepaskan CD, kontolku yang besar dan lumayan panjang sudah ngaceng keras sekali mengangguk2. Dia kunaiki dan segera mengarahkan kontolku ke memeknya. Perlahan kumasukkan kepala kontolku. "Enak Mas.." katanya dan sedikit demi sedikit aku meneroboskan kontolku ke memeknya yang sempit. memeknya terasa sesek karena kemasukan kon tol besar, setelah kira-kira masuk separuh lebih kon tol mulai kuenjot keluar masuk. "Terus Mas.. kontolmu enak" erangnya keenakan. Aku terus mengenjot memeknya sambil pentilnya kuhisap.

Belum berapa lama dienjot, aku mengajak tukar posisi. Sekarang dia yang diatas. Diarahkannya memeknya ke kontolku yang tegak menantang. Dengan liar dia kemudian mengenjot tubuhnya naik turun. toketnya yang montok bergoyang mengikuti enjotan badannya. Aku meremas toketnya dan menghisap pentilnya dengan rakus. "Mas.. kontolmu besar, keras banget..", dia terus menggelinjang diatas tubuhku. "Enak Sin?' tanyaku. "Enak Mas.. entotin aku terus Mas.." Aku memegang pinggangnya yang ramping dan menyodokkan kontolku dari bawah dengan cepat. Dia mengerang saking nikmatnya. Keringatnya menetes membasahi tubuhku. Akhirnya, "Aku nyampe Mas" jeritnya saat tubuhnya menegang merasakan nikmat yang luar biasa. Setelah itu tubuhnya lunglai menimpa tubuhku. Aku mengusap-usap rambutnya sambil mencium bibirnya.
Setelah beberapa saat, kontolku yang masih ngaceng dicabut dari dari memeknya. Dia kutelentangkannya, dan aku naik ke atasnya. Kembali memeknya kujilati. Kedua lututnya kudorong sedikit ke atas sehingga bukit memeknya lebih menungging menghadap ke atas, pahanya lebih kukangkangkan lagi, dan lidah kujulurkan menyapu celah-celah memeknya. Lidah kujulurkan dan kugesekkan naik turun diujung itil nya. Dia hanya bisa merasakan nikmatnya sambil meremas-remas kontolku dengan penuh nafsu. Cairan lendir yang keluar kembali dari memeknya dengan lahap kuhisap. Bibirku terus mencium dan melumat habis bibir memeknya. lidahku menjulur masuk ke dalam memeknya dan sempat menyentuh dinding bagian dalamnya. Saking dalamnya mulutku menekan memeknya, hidungku yang mancung menempel dan menekan itilnya. Dia kembali merasakan kenikmatan lebih, apa lagi saat wajah dengan sengaja kugeleng-gelengkan ke kiri dan ke kanan dengan posisi hidung tetap menempel di itilnya dan bibir tetap mengulum bibir memeknya sambil lidah terus mengorek memeknya. Dia tak kuasa membendung napsunya. "Oocch!Mas.. Teruu..Uus! Aku nyampe lagi mas", suaranya semakin parau saja. Digoyangkannya pantatnya mengikuti irama gesekan wajahku yang terbenam di selangkangannya. Dijepitnya kepalaku dengan pahanya, badannya menggigil hebat bagaikan orang kejang. ia menarik nafas panjang sekali, semua cairan memeknya kuhisap dan kutelan hingga habis semua cairan yang ada di sekitar memeknya.

Aku tetap dengan asyiknya menjilati me meknya. Kemudian jilatanku naik ke atas, ke arah perutnya. Lidahku bermain-main di pusarnya, sambil meraba dan meremas kedua toketnya, jilatanku juga semakin naik menuju toketnya. Jengkal demi jengkal jilatanku semakin naik. Mulutku sudah sampai ke dadanya. Kini giliran toketnya kujilati, lidahku kini menari-nari di ujung pentilnya. Sambil aku meraba-raba dengan tangan kanan keselangkangannya, menggesek-gesek itilnya hingga memeknya basah lagi, nafsunya naik kembali. Sementara tangan kiri tetap meremas toketnya, bibirnya kulumat. Dia membalas lumatan bibirku dengan penuh nafsu, kujulurkan lidahku masuk ke rongga mulutnya. Dia menghisap lidahku, secara bergantian dia juga menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku dan kubalas dengan hisapan pula.

Kini aku membetulkan posisi sehingga berada di atasnya, kontolku sudah mengarah ke hadapan memeknya. Dia merasakan sentuhan ujung kontolku di memeknya, kepala kontolku terasa keras sekali. Dengan sekali dorongan, kepala kontolku langsung menusuk memeknya. Kutekan sedikit kuat sehingga kepala kontolku terbenam ke dalam memeknya. Walau kon tol belum masuk semua, dia merasakan getaran-getaran yang membuat otot memeknya berdenyut, cairan yang membasahi memeknya membuat kontolku yang besar mudah sekali masuk ke dalam memeknya hingga dengan sekali dorongan lagi maka kontolku masuk kedalam sarangnya, blee.. ess..

Begitu merasa kontolku sudah memasuki memeknya, kubalik badannya sehingga kembali dia berada di atas tubuhku, didudukinya batang kontolku yang cukup panjang itu. Digoyangkan pantatnya, diputar-putar, dikocok naik turun hingga kontolku keluar masuk memeknya, aku meremas- remas kedua toketnya. Lebih nikmat rasanya ngen tot dengan posisi wot buat dia, karena dia bisa mengarahkan gesekan kon tol besarku ke seluruh bagian memeknya termasuk itilnya. Kini giliran aku yang tidak tahan lagi dengan permainannya, aku menggelengkan kepala menahan nikmat yang sebentar lagi tampaknya akan ngecret. Aku memberikan aba-aba padanya bahwa aku akan ngecret. "Kita nyampe sama-sama..mas", rintihnya sambil mempercepat kocokan dan goyangan pantatnya. "Aa.. Aacch!" Diapun nyampe lagi, kali ini secara bersamaan dengan dia, bibir memeknya berkedutan hingga meremas kontolku. Pejuku dan lendir memeknya bercampur menjadi satu membanjiri memeknya. Karena posisinya berada diatas, maka cairan kenikmatan itu mengalir keluar merembes melalui kontolku sehingga membasahi selangkanganku, banyak sekali dan kurasakan sedikit lengket-lengket agak kental cairan yang merembes keluar itu tadi.

Kami berdua akhirnya terkulai lemas di dipan. Posisinya tengkurap di sampingku yang terkulai telentang memandang rimbunnya dedaunan. "Mas, pinter banget sih ngerangsang aku sampe berkali2 nyampe, udah gitu kon tol mas kalo udah masuk terasa sekali gesekannya, abis gede banget sih", katanya. "memekmu juga nikmat sekali Sin, peret banget deh, kerasa sekali cengkeramannya ke kontolku", jawabku sambil memeluknya. Kami berdua sempat tertidur cukup lama karena kelelahan dan tiupan angin sejuk sepoi2.

Ketika terbangun, kami masuk ke rumah, aku mengajaknya mandi. "Kita mandi sama-sama yuk!" ajakku, "Badanku lengket karena keringat". Kami masuk ke rumah menuju ke kamar mandi beriringan sambil berpelukan, bertelanjang bulat. Kamar mandinya tidak terlalu besar namun cukup bagus, ada ruangan berbentuk segi empat di dalam kamar mandi, bentuknya kira-kira seperti lemari kaca. Kami berdua masuk ke dalamnya dan menyalakan shower, aku dan dia saling bergantian menggosok tubuh kami, demikian pula saat menyabuni tubuh kami lakukan bergantian, saling raba, saling remas, bibir kami saling pagut bergantian. Dia menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku yang kusambut dengan hisapan, dan secara bergantian pula kujulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Diapun menyambutnya dengan lumatan. Rabaan tanganku berpindah ke toketnya.
Kuremas-remasnya toketnya yang mulai mengencang lagi pertanda napsunya bangkit lagi. Dia pun tidak mau kalah, diraihnya kontolku yang kembali sudah berdiri tegak dan dikocok-kocok lembut. Ujung kontolku sesekali menyenggol bagian depan pangkal pahanya. "Betul kan, kalo cewek jembutnya lebat pasti napsunya besar, kaya kamu ya Sin", katanya.

Kuarahkan kon tolku ke belahan bibir me meknya. Dengan menggunakan tanganku, kugesek- gesekkan ujung kontolku ke belahan bibir memeknya. Kutempelkan ujung kontolku ke ujung itilnya dan kugesek-gesekkan naik turun. Kini me meknya kembali mengeluarkan cairan bening. Lalu aku mematikan shower sambil duduk di samping bathtub. Dia kudipangku dengan posisi memunggungiku. kontolku yang sudah ngaceng keras kembali kumasukkan ke dalam memeknya dalam posisi seperti itu. Karena kondisi bathtub yang sempit mengharuskan posisinya merapatkan pahanya, maka memeknya menjadi kian sempit saja. Awalnya agak sulit juga kontolku masuk kedalam memeknya. Tetapi dengan sedikit bersusah payah akhirnya ujung kontolku berhasil menyeruak ke dalam memeknya yang dibantu dia dengan sedikit menekan badannya kebawah, dan diangkatnya kembali pantatnya hingga lama kelamaan akhirnya berhasil juga kontolku amblas semua ke dalam memeknya.

Dengan posisi begini membuatnya harus aktif mengocok kontolku seperti di kolam renang tadi dengan cara mengangkat dan menurunkan kembali pantatnya, sehingga me meknya bisa meremas dan mengocok-ngocok kontolku. kontolku terasa sekali menggesek-gesek dinding bagian dalam memeknya. Saat dia duduk terlalu ke bawah, kontolku terasa sekali menusuk keras memeknya, nikmat yang kurasakan tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata lagi. memeknya semakin lama semakin basah sehingga keberadaan kontolku dalam memeknya sudah tidak sesesak tadi. Kini dia pun sudah tidak kuat lagi menahan napsuku. Dia tidak mampu lagi mengangkat dan menurunkan pantatnya seperti tadi, kini dia hanya bisa terduduk dalam posisi kontolku masih tertancap di dalam memeknya. Digoyang-goyangkan saja pantatnya sambil duduk di pangkuanku.
Aku sedari tadi asyik meremas kedua toketnya. pentilnya kucubit dan kupilin-pilin sehingga menimbulkan sensasi tersendiri baginya. Aku tidak mampu bertahan lama merasakan goyangan yang dia lakukan. "Aduuh..! Sin, hebat banget empotan me mek kamu! Aku hampir ngecret nich!" seruku sambil tetap memilin pentilnya. "Kita keluarin sama-sama yuk!" sahutnya sambil mempercepat goyangannya. Aku sudah benar- benar tidak mampu bertahan lebih lama lagi hingga dia kudorong sedikit ke depan sambil aku berdiri, sehingga posisinya menungging membelakangiku, tetapi kontolku masih menancap di dalam memeknya. Aku berdiri sambil mengambil alih permainan, aku mengocok-ngocokkan kontolku keluar masuk memeknya dalam posisi doggy style.

"Aa.. Aacch!" kini gilirannya yang menyeracau tidak karuan. Aku merasakan kedutan-kedutan di dalam memeknya, terasa sekali semburan hangat yang menerpa dinding memeknya, pejuku langsung muncrat keluar memenuhi memeknya. Bersamaan dengan itu, dia pun mengalami hal yang serupa, kurasakan kedutan memeknya berkali- kali saat dia nyampe. Kami nyampe dalam waktu hampir bersamaan hingga memeknya kembali penuh dengan cairan birahi kami berdua, saking penuhnya sehingga tidak tertampung seluruhnya. Cairan kami yang telah tercampur itu, meleleh keluar melalui celah memeknya dan merembes keluar hingga membasahi perutnya karena posisinya masih setengah menungging saat itu. Kami pun melanjutkan mandi bersama-sama bagaikan sepasang pengantin baru.
Setelah selesai mandi dan mengeringkan tubuh kami masing-masing dengan handuk, dengan bertelanjang bulat kami menuju ke ruang makan. Aku mengeluarkan buah2an dari lemari es dan berkata "Kamu makan buah2an ini dulu ya, nanti aku belikan makanan". "aku mau tidur saja, cape dienjot terus sama mas", katanya. "Tapi enakkan?" kataku lagi sambil mengenakan pakaiannya. "Enak banget mas, aku masih mau lagi lo mas", jawabnya sambil mulai mengupas buah. "So pasti, aku ajak kamu kesini kan untuk ngen tot sampe loyo. Aku pergi dulu ya", sambil mencium pipinya. "Hati2 ya mas, aku nungguin lo". Seperginya aku, dia berbaring sambil memakan buah2an. Dia makan beberapa potong sehingga akhirnya dia merasa kenyang dan mengantuk lagi. Dia berbaring di sofa dan akhirnya tertidur. Diluar dah gelap, dah lewat magrib.

Ketika aku kembali membawa makanan, dia masih tertidur. Terangsang juga aku melihat dia terkapar terlelap dalam keadaan telanjang bulat seperti itu. Toketnya yang besar turun naik seirama tarikan napasnya. Perutnya yang rata dihiasi dengan puser yang seksi dan diselangkangannya bergerombol jembut yang lebat. k ontol langsung bereaksi dengan sikap sempurna, alias ngaceng lagi. Tetapi perut dah minta diisi. Aku membangunkannya dengan mengelus2 toketnya. "Makan yuk". "Abis itu maen lagi ya mas". "Bole ja, asal kamu gak lemes". "Gak apa lemes mas, aku kan gak pernah ngerasain nikmat dientot seperti sekarang ini. Mas sering2 ngentotin aku ya mas". "Itu mah bisa diatur kok, kalo suami kamu pergi". Kami menyantap makanan yang aku beli sampe tandas. Sama2 laper karena enersi terkuras ketika bertempur tadi. Setelah selesai makan, dia membantu aku membereskan peralatan makan, melap meja makan, kemudian kekenyangan kami duduk lagi di sofa didepan tv. tv kunyalakan tapi gak ada acara yang menarik.

Dia bersender ke aku. "Kamu tu seksi banget deh Sin, ngeliat kamu aku ngaceng terus tuh. Heran ja, kok suami kamu bisa ninggalin bidadari seksi yang merangsang kaya kamu itu". "Gak tau deh mas, jangan ngomongin dia deh, kan mas mo bikin aku terkapar lagi". Aku memeluknya dan mulai memerah toketnya. aku terus saja meremas toketnya, malah sambil memlintir2 pentilnya, perlahan pentilnya mulai mengeras. "Sin, enak nggak diginiin?" sambil tanganku terus meremas-remas toketnya. "Mas, aah", napsunya makin meninggi. Sambil toketnya kuremas terus, aku menjilati seluruh tubuhnya, mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kujilati pula toketnya, kusedot pentilnya sampai dia gemetar saking napsunya. Kakinya dan kedua pahanya yang mulus itu dibukanya supaya bisa kuelus2, dengan satu tangan masih meremas toketnya.

Setelah itu memeknya kujilatin dengan lidahku yang kasar. Bukan hanya bibir memeknya aja yang kujilatin, tapi lidahku juga masuk ke me meknya, dia jadi menggelinjang nggak terkontrol, wajahnya memerah sambil terdongak keatas.

Melihat napsunya sudah naik, aku melepas seluruh pakaian dan celana. Dia diam aja. kon tolku yang besar sekali sudah ngaceng dengan keras. Dia hampir tak dapat memegangnya dengan kedua tangannya. "Dikocok Sin", pintaku, dia nurut saja dan mengocok kon tolku dengan gemas, makin lama makin besar dan panjang. "Sin diemut dong", kataku keenakan. Aku berdiri disamping sofa dan dia duduk sambil mengarahkan kon tol yang ada digenggamannya ke arah mulutnya. Dia mencoba memasukkan kedalam mulutnya dengan susah payah, karena besar sekali jadi dijilati dulu kepala kon tolku. Aku mendesah2 sambil mendongakkan kepala. Dia bertanya "Kenapa mas". "Enak banget, terusin Sin, jangan berhenti", ujarku sambil merem melek kenikmatan. Dia meneruskan aksinya, menjilati kontolku mulai dari kepala kontolku sampai ke pangkal batang, terus ke biji pelirnya, semua di jilatin. Dia mencoba untuk memasukkan kedalam mulutnya lagi, udah bisa masuk, udah licin terkena ludahnya. Aku memegangi kepalanya dengan satu tangan sambil memaju-mundurkan pantatku, mengentoti mulutnya. Sedang tanganku satunya lagi meremas toketnya sebelah kanan. gerakanku semakin lama semain cepat.

aku menghentikan gerakannya. kontol ku keluarkan dari mulutnya. aku menaiki tubuhnya dan mengarahkan kontolku ke toketnya. "Sin, aku mau ngerasain kontolku kejepit toket kamu yang montok ya". Dia paham apa yang aku mau, dan aku kemudian menjepit kontolku di antara toketnya. "Ahh.. Enak Sin. Diemut enak, dijepit toket juga enak.", erangku menahan nikmat jepitan toketnya. Aku terus menggoyang kon tolku maju mundur merasakan kekenyalan toketnya. Sampai akhirnya "Aduh Sin, sebentar lagi aku mau ngecret, keluarin di mulut kamu ya". "Jangan mas, dimemekku saja", jawabnya. Dia tidak ingin merasakan peju dimulutnya, lebih baik dingecretkan di memeknya karena dia ngerasain nikmat yang luar biasa.
Akupun naik keatasnya sambil mengarahkan kontolku ke memeknya. Aku mulai memasukkan kontolku yang besar dan panjang itu ke memeknya, sampai dia merem melek keenakan ngerasain memeknya digesek kontolku. Aku mulai menggerakkan kontolku keluar dan masuk dimemeknya yang sempit itu. Dia mulai merasakan nikmat yang tak terkatakan, luar biasa enak sekali rasanya. Secara naluri dia menggerakkan pantatnya kekanan dan kekiri, mengikuti gerakan kontolku yang keluar masuk, wuihh tambah nikmat. terlihat diwajahku bahwa aku menikmati sekali gesekkan kontolku di memeknya. Tubuhku bergoyang-goyang maju mundur, aku memperhatikan kontolku sendiri yang sedang keluar masuk di memeknya.
Selang beberapa saat, aku mengajak ganti posisi, dia pasrah aja. Dia kusuruh nungging dan aku menyodokkan kontolku dari belakang ke me meknya. Nikmat sekali permainan ini. "Ennngghh..." desahnya tak keruan. Sambil menggoyang pantatnya maju mundur, aku memegangi pinggulnya dengan erat, terasa nikmat yang luar biasa. Tidak tahu berapa lama aku menggenjot memeknya dari belakang seperti itu, makin lama makin keras sehingga akhirnya dia nyampe lagi "Mas, enjot yang keras, nikmat sekali rasanya", jeritnya. Aku mengenjot kontolku lebih cepat lagi dan kemudian pejuku muncrat didalam me meknya berulang-ulang, banyak sekali. 'crottt, croooth.., crooootttthh...' Dia merasa memeknya agak membengkak akibat disodok oleh kontolku yang besar itu. "Sin, me mek kamu luar biasa deh cengkeramannya, nikmat banget. Kerasa sekali gesekannya dikon tolku", kataku sambil terengah2.

Setelah istirahat beberapa saat, aku bertanya padanya "Gimana Sin?". "Enak sekali mas, rasanya nikmat sekali, memekku sampe sesek masukan kon tol mas, abis gede banget sih", jawabnya. Aku mencabut kontolku yang sudah lemes dari memeknya. kontolku berlumuran pejunya dan cairan memeknya. Mungkin saking banyaknya aku ngecretin peju dimemeknya. "Cape ya Sin". "Iya mas, malem ini aku nginep disini ya mas, boleh kan". "Boleh banget, kita bisa ngen tot all nite long kan". "Wah mau dong".

Kinar, temen baru di kantor

Aku baru saja diterima kerja di sebuah perusahaan asing dan jabatan yang aku dapat sudah masuk jajaran managerial walaupun masih junior. Seiring berjalannya waktu aku sudah saling mengenal dengan karyawan lain yang mencuri pandanganku adalah Kinar yang meja kerjanya diseberang ruang kerjaku yang memiliki jendela yang lebar sehingga ketika aku menegadah otomatis terlihat wajah Kinar yang ayu, kulit putih berkacamata minus.
Peraturan di perusahaan ku untuk karyawan pria menggunakan seragam Senin sampai Kamis, Jum’at baju bebas sopan, untuk karyawan wanita Senin sampai Rabu menggunakan seragam, Kamis Jum’at baju bebas sopan, nah pada hari Kamis dan jum’at si Kinar selalu memakai baju model terbaru yang menampakkan kemolekan tubuhnya, pingul yang seksi dan pantat yang montok, tubuhnya yang bagus dia jaga dengan rajin olahraga katanya.
Di suatu saat ada sebuah proyek yang aku tangani dan sengaja kumasukkan Kinar ke dalam tim proyek ku, kuberikan dia tugas yang akan sering membantu tugas ku, otak mesum dikepalaku selalu menggoda untuk curi-curi pandang ke belahan dada Kinar saat kita berdua diskusi masalah proyek .
Sempat diskusi kami hampir mendekati waktu makan siang dan Kamis itu Kinar memakai baju kerja setelan blouse dan rok diatas paha, waktu makan siang sudah lewat 15 menit tak terasa oleh kami yang berdiskusi diruangan ku, kulihat sekeliling sudah sepi, langsung kutawarkan dia untuk pergi makan siang bersama.
Disela makan siang aku coba ajak dia obrolan santai sampai bergurau, suasana akhirnya cair dan dia juga sempet bilang “Eh, ternyata bapak ini suka bercanda juga ya” keluarlah senyum manis dari bibirnya yang tipis, piKinarku meilhat bibirnya yang tipis langsung membayangkan bentuk memek Kinar, bayanganku bibir memek Kinar dengan rambut yang tidak terlalu lebat, karena aku juga tahu ternyata dia seorang fresh grad diploma berumur 22 tahun, bekerja dipagi hari dan ambil kuliah extension untuk melengkapi gelar sarjananya, berikutnya kuatur diskusi kami pada waktu yang sama untuk bisa berdua makan siang bersama Kinar. Kinar sudah mulai enjoy untuk ngobrol santai denganku dan aku beranikan bercanda-canda saat diskusi proyek tinggal aku dan Kinar, sempat juga agak nyerempet mesum dan celetuk Kinar “Ih Bapak yang satu ini nakal ya” dengan memainkan ujung lidahnya, wuihh bisa di olah ni cewek dalam otak mesum ku.
Di hari Jum’at aku beranikan diri ajak Kinar untuk hang out bareng, kutanya dia apa kesukaannya rupanya dia suka berkaraoke, sedangkan aku suka duduk di pub dengerin live music, lalu kuajak dia ke sebuah tempat yang ada pub dan karaoke, kami duduk di pub dengan suguhan live music dua jam lamanya dan kulihat Kinar sudah menghabiskan 5 gelas besar bir dan dia sudah terbawa Susana dengan mengikuti syair lagu yang dibawakan home band pub tersebut, lalu kuajak dia ke room karaoke yang sebelumnya sudah aku booking, di room yang suguhi minuman dan buah buah segar Kinar langsung menyambar mic dan mencari lagu, menyanyi dia dengan senangnya mungkin juga karena sudah terpengaruh alcohol, diruangan yang dingin pun dia melepaskan blouse nya, terlihat lengan atasnya yang padat berisi, betis padi nya serta onderdil depan belakangnya yang seksi.
Disaat lagu yang diputar lagu romantis dia ajak aku duet dengan menyodorkan sebiah mic, aku berdiri bernanyi dibelakang dia, kuberanikan diri merangkul perutnya yang rata, dan ga disangka dia menyandarkan kepalanya di dadaku. Kutarik tanganku meraba perut sampai kedadanya dan terdengar desahan Kinar, lalu dia membalik badannya sehingga kami saling berhadapan.
Sambil bernyanyi kurangkul pinggangnya begitu juga dengan Kinar melingkarkan tangannya di pinggangku, ini di kesempatan dalam otak mesumku, kuangkat dagunya kuberanikan mengecup bibirnya sehingga Kinar berhenti bernyanyi, tidak ada perlawanan hanya tatap matanya saja memandangi ku, kupikir dia akan marah rupanya tidak justru dia memeluk aku erat, kuberanikan lagi untuk mencium bibirnya dan kali ini dia merespon, malah dibalasnya ciumanku dengan permainan lidahnya, dengan tinggiku yang 173 cm sangat merepotkan untuk berciuman dengan Kinar yang tingginya 160 cm.
Kutarik dia dan kurebahkan diatas sofa sehingga lebih nyaman aku menciumi dia, kutindih dia dan kugesekkan si kontol yang sudah berdiri ke selangkanyan Kinar, kinar melenguh, kuciumi leher turun ke dada sampi ke perut, kudengar desahannya yang menambah gairahku. Kusingkap stelan Kinar sampai terlihat toketnya yang besar dibungkus bh warna cream, kumainkan tangan ku untuk melepas kait bhnya sampai terlepas, benar rupanya bayanganku kalau pentil si Kinar masih ranum dan berwarna kemerahan langsung kulumat dan kumainkan dengan lidahku sampai Kinar mengerang menikmati permainan lidahku di pentilnya.
Kuberanikan lagi tanganku mengangkat roknya dan meremas pantatnya, terlihat selangkangan dan cd yang membungkus memeknya, kumainkan tanganku di selangkangannya sampai Kinar menggelinjang dan mengeluarka teriakam “Mmmmhhhh ahhhhhhh” kemudian tangannya mernagkul leherku dan dilumatnya bibirku dengan permainan lidahnya, kuselipkan tangan ku didalam cdnya kumainkan jariku diklitoris Kinar, tubuh kinar naik turun menikmati permainan jariku, kumasukkan jariku ke memeknya yang basah dan memainkan didalam, teriakan Kinar semakin menjadi “Aghhhh Mhhhhhh” matanya meram melek dan pinggulnya bergoyang, kupercepat permainan jariku sampai akhirnya diangkat pantatnya dan kinar mengerang “Arggghhhhhh” terasa cairan hangat di jariku menandakan Kinar sudah mendapat orgasmenya.
Setelah Kinar merapikan bajunya kami duduk berdampingan sambil Kinar manyandarkan kepalanya di lenganku, tangannya meraba raba dadaku turun ke bawah sampai selangkangan diremasnya kontol ku sambil dia memandangku dengan tersenyum, kucium bibirnya dan tiba tiba tangan Kinar sudah masuk di celanaku memegang kontolku., diremas remasnya kontolku sampai akhirnya tegap berdiri, merasa ga nyaman dengan kontol yang berdiri aku betulkan posisi duduk aku biar ga nabrak celanaku, tiba tiba Kinar berjongkok di depanku, membuka ikat pinggang dan celanaku, kontolku yang mengeras digenggamnya, kemudian dikocoknya perlahan, dipandanginya aku dengan kacamata minusnya, dilepaskan kaca minusnya kemudian diciumi nya kontolku dari ujung sampai pangkalnya, kunikmati suasana itu dengan memajamkan mata dan tangan kananku memegangi kepala Kinar. Ga lama kurasakan kehangatan dikontolku kulihat rupanya sudah dimasukkan ke rongga mulut Kinar.
Digerakkannya maju mundur kepala Kinar sambil menghisap kontolku, nikmatnya dan betul betul jago si kinar melakukan blow job, kutundukkan badanku meraih retsleting roknya dan kubuka, Kinar sambil terus menghisap kontolku mengangkat pinggulnya sampai nungging sehingga roknya terjatuh kelantai, kuselipkan tanganku di belahan pantatnya dan kumainkan lagi jariku di memek Kinar, kali ini hisapan dan goyangannya tambah hot, kutarik ke bawah cd Kinar dan sekarang kinar betul betul underless.
Kutarik pahanya dan kuangkat sehingga posisi kami 69 dengan Kinar berada diatas tanpa melepas hisapan mulutnya terhadap kontolku, kuciumi memeknya dan kumainkan dengan lidahku tak lupa kuremas remas toketnya sampai Kinar bergoyang kegelian. Didekatkannya memek Kinar ke muka aku sehingga lidahku dapat masuk ke lubang memek Kinar, terdengar lenguhan Kinar yang menambah tempo menghisap kontolku.
Kurasakan tegang di pangkal kontolko tanda aku bakalan ngecrot, kuremas pantat kinar yang bohay lalu kubilang “aku mau ngecrot nih” dihentikannya hisapan kinar ke kontol ku kembali dia jongkok didepan aku sambil terus mengocok kontol aku, kurasakan semakin menjadi gemuruh di kontolku, dipandanginya kontolku dan diarahkannya lubang kontolku ke muka Kinar dan crootzzz, kumuntahkan spermaku dimuka kinar, masih dikocoknya perlahan untuk mengeluarkan sisa spermaku dan kinar tersenyum kepadaku, dicium nya kontolku dan dia bergegas ke kamar mandi yang tersedia di room yang aku booking untuk membersihkan spermaku di muka Kinar.
Kuantarkan celana dalamnya dan roknya masuk ke kamar mandi berciuman kami dikamar mandi untuk menghabiskan sisa waktu sewa room sambil saling meraba, setelah kami bersih baersih dan rapih keluar dari karaoke room dengan berangkulan sampai ke dalam mobil, bercerita yang mesum2 didalam mobil sambil saling berfantasi sex saat kuantarkan dia ke tempat kostnya, saat didalam mobil juga kutanyakan apa boleh aku besok Sabtu main ke kost dia, dan dia mengangguk tanda lampu hijau.
Esok Sabtunya dengan pakaian santai dan celana pendek kugas mobilku menuju kost Kinar, aku masuk dan disuruh menunggu di ruang tamu oleh si penjaga kos, lalu nongol Kinar dengan baju tidur dan celana pendek rambut diikat, wuihh bangun lagi nih si kontol lihat badan kinar yang seksi, sambil garuk garuk kepala dan cengengesan Kinar dengan manja menyambutku, dijulurkannya tangannya mengajak aku langsung ke kamarnya, rupanya Kinar ga pake bh ketika dia menjulurkan tangannya keliatan toketnya dari celah lengan baju tidurnya, kuraih tangannnya dan sedikit meloncat sehingga menabrak Kinar, tanganku yang satu lagi coba curi kesempatan menempelkannya dan meremas toket Kinar, Kinar melotot dan langsung menarik aku ke kamarnya di lantai atas.
Masuk aku ke kamarnya yang besar, duduk aku di kursi dan Kinar duduk di spring bed nya, di buatkannya aku teh manis hangat, kucoba buka pembicaraan tentang kejadian semalam dan Kinar tertunduk malu. Kuhampiri dia dan duduk di sampingnya, kupegang tangan dia dan dia mulai berkata bahwa sejak aku masuk di perusahaannya Kinar suka sama aku, aku pun tersenyum dan mencium kening dia kubalas omongannya kalo aku juga sudah merhatiin dia dan ngebayangin yang mesum mesum sam dia, kinar mencubit paha ku sambil bilang “Dasar cowo, otaknya jorok semua”.
Kinar berdiri dan mengunci pintu kamar kosnya kutanya kenapa, dia jawab mau berduaan aja Sabtu ini soalnya kadang temen kosnya sering nyelonong gitu aja. Lalu dia ngebahas lagi pembicaraan mesum fantasi sex yang kami lakukan di mobil menuju kost Kinar, dia menanyakan apa fantasi sex aku saat ini, kujawab aku mau liat kamu telanjang bulat melakukan aktifitas, dia jawab ga mau kalo telanjang sendirian mau nya berdua, ya udah aku oke kan saja lalu dia bilang “oke kita telanjang berdua tapi tangan kamu ga boleh ngapa ngapain aku ya”, kuiyakan permintaannya tanpa diperintah Kinar melepaskan baju tidur dan celana pendeknya rupanya betul dia tidak memakai bh bahkan cd. Lalu dia menghampiri aku dan melepaskan baju aku kuambil kesempatan untuk memegang toketnya dan dia memukul tangan ku sambil ngomel “hayo tadi janjinya apa?”
Mulailah kulihat aktifitas dia di kamar kosnya mulai dari merapikan tempat tidur, membereskan meja kerja, membersihkan karpet, mataku ga lepas dari tubuhnya yang menggiurkan, bentuk yang montok bersih dan mulus yang otomatis membuat kontolku berdiri, sesekali dia melihat kea rah ku dengan pandangan sensual menggodanya, celotehku “wah nantangin nih” jawab dia “Yee, ga kuat kan liat aku?”, begitu mau kuhampiri dia langsung Kinar menghindar dan mengingatkan aku akan janji sebelumnya, satu jam lamanya kita berdua telanjang di kamar kos Kinar sekarang Kinar semkin gencar menggoda menunjuk kontol ku yang berdiri tegak siap tempur lalu menunjuk ke memeknya, tapi itu hanya godaan dahsyat si Kinar, begitu kuhampiri dia selalu mengingatkan aturan mainnya, wah jinak jinak merpati nih pikirku.
Kemudian dia mulai memutar lagu dan menari dikamarnya, dia memberanikan diri menari erotis didepanku yang duduk di spring bed dia, sesuai aturan aku juga ga boleh pegang Cuma boleh liat, kugoda dia dengan memainkan jariku seolah olah mengocok memek dia, goyangannya semakin panas dan tangan Kinar mulai memainkan memek dan pentil toketnya, Kinar kelihatan menikmati permainannya sampai kulihat jari tangannya yang memainkan memeknya basah.
Ku ambil remote dan kurendahkan suhu menjadi 16, kulihat pentil susu kinar membulat tanda Kinar mulai terangsang, aku berdiri untuk ambil minum yang sudah dibuatkan, kubelakangi dia dan kusentuhkan ujung kontolku di pantat Kinar yang montok, Kinar menghindar kauhampiri lagi kali ini aku di depan dia dan coba ikut bergoyang walaupun tidak se gemulai Kinar, semakin kudekatkan badan ku ke badan Kinar, sesekali pentil toket Kinar yang mengeras menyenggol rusukku dan kontolku menyenggol perut Kinar.
Kurebahkan tubuhku di spring bed lalu Kinar menghampiri ku sambil terus bergoyang, tiba tiba kutarik tangan dia sehingga dia jatuh menimpa aku dan posisi kontolku tepat dibawah memek Kinar, Kinar melortkan badannya kebawah sehingga kontolku menggesek belahan memek kinar yang sudah basah, juga terjadi gesekan toket kinar ke perutku sampai kontolku juga tergesek di belahan toket Kinar, Kinar tersenyum nakal dan mengulanginya lagi beberapa kali sampai terdengar juga lenguhannnya mungkin menikmati gesekan ujung kontolku dengan belahan memek Kinar.
Kesekian kalinya pada saat ingin melorotkan badannya diatas dibadanku kutahan ketiaknya dengan lenganku dan langsung kusambar bibirnya, Kinar menikmatinya dan berbalik memburu bibirku sambil tangannya mengocok kontolku, diarahkannya memeknya ke ujung kontolku sampai ujung kontolku diposisikan didepan lubang memek Kinar dan Kinar menjatuhkan pantatnya untuk memasukkan kontolku, rupanya memeknya masih sempit sehingga usahanya berkali kali masih belum berhasil, kali ini kupegangi pinggulnya juga kugerakkan pinggulku perlahan sampai akhirnya ujung kontolku sudah masuk dilubang memek Kinar.
Perlahan kami saling menggoyang pinggul dan perlahan tapi pasti kontolku masuk penuh ke dalam memek Kinar, sensasi yang dahsyat saat kontolku masuk penuh dilubang memek Kinar, Kinar mulai naik turun mengocok kontolku dengan memeknya dan yang luar biasa didalam memek nya kontol ku seperti dihisap oleh memek Kinar, dengan genjotannya toket Kinar ikut bergoyang dan kulihat Kinar menikmati permainan ini, sampai kulihat dia lama memejamkan mata dan semakin mempercepat gerakan naik turunnya, tangannya meremas dadaku dan Kinar melenguh panjang “ahhhhhhhhhmmmmm” lalu menjatuhkan mukanya di dadaku menandakan dia sudah mencapai orgasmenya.
Dengan kontol yang masih didalam memek Kinar kubalikkan posisi kinar dibawah kutarik pantat Kinar ke pinggir spring bed, ku lipat lutut Kinar dan kupegangi, ku lipat lagi sehingga pahanya menempel di toketnya sambil berdiri, dengan posisi ini bisa kulesakkna penuh batang kontolku, kumulai gerakan maju mundur ku sambil berdiri menggenjot memek Kinar yang sudah banjir sampai menabrak dinding rahimnya, kali ini Kinar mulai teriak “Ahh yess come on fuck me harder harder come on fuck my pussy hard” sampai akhirnya dia menarik aku sampai menindih Kinar, dipeluknya aku dengan erat dan kurasakan badannya bergetar tanda orgasme kedua sudah didapatnya .
Kulihat Kinar sudah mulai lemas setelah orgasme kedua, kucabut kontolku dan kuposisikan kinar menungging sehingga bisa kumainkan doggy style, kali ini dengan mudah batang kontolku masuk karena memek Kinar sudah basah, kugenjot habis habisan sambil juga kumainkan jariku dilubang anusnya, kali ini benar benar teriakan Kinar sangan keras “Ahhh yesss Ahhh yesss Oh my god mmmmmmm” sambil menoleh kebelakang melihatku yang menggenjot memeknya dari belakang.
Aku rasakan aku hampir mencapai orgasme dan akhirnya kucabut kontolku dari memek Kinar, kududukkan dan kuhadapkan kontolku didepan muka Kinar , diambilnya kontolku kemudian dikocok olek Kinar, “Ohh bitch come bitch Cum in your mouth” begitulah racauku, dimasukkannya kontolku kedalam mulutnya dan dihisap dengan hebat oleh Kinar “Aghhhhh” badan ku gemetar sambil memuntahkan spermaku di dalam mulut Kinar. Aku ambruk di samping Kinar dan Kinar masih membersihkan sisa spermaku dengan lidah dia.
Setelah tenaga terkumpul kembali kami membersihkan diri di kamar mandi yang ada didalam kamar kos Kinar, lalu kami keluar untuk makan siang dilanjutkan pergi untuk malam mingguan.
Begitulah awal cerita ku saat menjamah Kinar dan Kinar pun ternyata menyukai aku, proyek kami berjalan sukses, aku jadian sama Kinar, dan kami melakukan sex yang dahsyat yang rutin pada setiap weekend, jika ada yang pengan kami sengaja keluar kantor dan cek-in short time untuk memuaskan hasrat birahi aku dan Kinar.